YOGYAKARTA,(Panjimas.com) – Pasca Demo Aksi Bela Islam II yang berlangsung pada Jumat (4/11), Majelis Mujahidin (MM) mengeluarkan Analisis Siyasah Syar’iyah terkait peristiwa tersebut.
Berikut Analisis Siyasah Syar’iyah Majelis Mujahidin Pasca Demo 411, yang disampaikan Ustadz Shabbarin Syakur, Sekjen MM kepada Panjimas, Ahad (13/11/2016).
Firman Allah Subhanahu wata’ala, “Allah senantiasa melindungi orang-orang mukmin. Allah senantiasa menjauhkan orang-orang mukmin dari kekafiran dan memasukkan mereka ke dalam Islam. Adapun yang menjadi teman bagi orang-orang kafir adalah setan. Setan-setan itu menjauhkan orang-orang kafir dari Islam dan memasukkan mereka ke dalam kekafiran. Kelak di akhirat, orang-orang kafir menjadi penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS Al-Baqarah (2) ayat 257).
“Secara demografis, Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim di dunia, maka wajar telah menjadi incaran musuh negara dan musuh agama” katanya.
“Ancaman terhadap Indonesia hari ini nyata”, imbuh ustadz Shabbarin.
MM menilai saat ini, dominasi Amerika, Israel, Cina, dan Islamophobia, kemudian cengkeraman mafia global kian menggurita, lepasnya Indonesia dengan mayoritas salib, penjajahan ekonomi cina hingga pedesaan.
“Kemungkinan revolusi sosial akibat merajalelanya kemiskinan dan pengangguran” ucapnya.
Selain itu, menurut MM, hancurnya ekonomi rakyat lebih buruk dari 1997-1999. Rekayasa bentrokan vertikal antara buruh dan aparat, PKL dan aparat, mahasiswa dan aparat. Kerusuhan antar etnis, pribumi dengan cina, pribumi dengan pendatang asing, dalam bahasa PKI, proletar melawan setan kota.
Sementara kekuatan disintegrasi di Indonesia, yakni Syiah, Kristen neokonservatif, antek zionis dan komunis, politisi oportunis, kaum sparitis merajalela.
“Adapun kekuatan yang masih tersisa untuk mempertahankan NKRI ya, TNI, Islam, dan Soekarnois, namun PDIP tidak sama dengan Soekarnois” ujarnya.
Dari prediksi politik ini, maka penting bagi aparat keamanan agar cerdas dan selektif mencari teman perjuangan. “Jangan memosisikan siapa musuh dan siapa teman berdasarkan stigma Islamophobia.” pesannya. [SY]