JAKARTA, (Panjimas.com) – Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Nasaruddin Umar menceritakan bagaimana dirinya dan panitia sempat cemas kekurangan makanan untuk menyambut ratusan ribu jamaah yang ingin menginap di masjid terbesar Asia Tenggara yang ingin ikut aksi bela Al-Qur’an pada 4 November lalu.
“Saya dan panitia masjid sempat khawatir dengan masalah makanan untuk puluhan ribu massa yang menginap di Istiqlal,” katanya di Jakarta, Rabu (09/11).
Saya khawatir kejadian di asrama haji beberapa tahun lalu terjadi, lanjutnya. Massa yang tidak membawa makanan merusak kantin dan dibakar. Maka pengalaman itu tidak mau terjadi di Masjid Istiqlal.
“Belajar dari pengalaman itu saya meminta panitia menyiapkan makanan untuk sekitar 13.000 paket. Tapi datang lagi sekitar 20.000 massa, trus kita usahakan untuk memenuhi kebutuhan makan mereka,” ujarnya Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI.
Diluar dugaannya, kecemasan kekurangan makanan untuk sarapan pagi, ternyata melimpah ruah. Selain banyak majelis-majelis taklim di Jakarta membuat dapur umum, berbondong-bondong masyarakat mengantarkan makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhan massa yang berada di Masjid Istiqlal.
“Karena banyaknya bantuan paket makanan dari masyarakat, kecemasan tentang kekurangan makanan terhindar. Malahan dua hari setelah aksi sampai ada gudang berisi paket makanan belum tersentuh,” kenangnya. [TM]