BEIRUT, (Panjimas.com) – Presiden Libanon yang baru terpilih, Michel Aoun, hari Senin (07/11) bertemu dengan utusan khusus Presiden Suriah Bashar al-Assad di Beirut.
Dalam sebuah pernyataannya, Kantor Kepresidenan Libanon menyatakan Aoun telah menerima Menteri Suriah untuk Urusan Presiden, Mansour Azzam di Istana Baabda, Beirut. Mengutip laporan Anadolu.
Berbicara kepada awak media setelah pertemuan itu, Mansour Azzam menyatakan dirinya telah menyampaikan pesan ucapan selamat Assad dan rakyat Suriah kepada Presiden baru Libanon, sementara itu pihak rezim Assad ingin memupuk hubungan mendalam antara Suriah dan Lebanon.
“Hubungan timbal balik kami didasarkan pada kepentingan bersama – yaitu keamanan dan stabilitas,” kata Azzam.
Menurut Azzam, Michel Aoun, juga telah memuji “hubungan yang mendalam antara masyarakat Suriah dan Lebanon, serta hubungan pribadi yang erat antara Aoun dan Assad”.
“Kami memiliki musuh bersama, termasuk Israel dan kelompok Takfiri [ekstrimis],” ujar Azzam menegaskan. “Berbagi minat yang sama merupakan persyaratan bagi stabilitas kedua negara kami.”
Ditanya tentang apakah rezim Assad juga berencana untuk mengirim pesan ucapan selamat kepada Perdana Menteri Libanon Saad Hariri pada ikrar sumpah jabatan pekan lalu, Mansour Azzam mengatakan: “Kami mendukung pembentukan pemerintah Libanon; semua ada waktunya.”
Kunjungan hari Senin (07/11) datang tak lama menjelang rencana kunjungan ke Libanon oleh Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif – yang negaranya adalah pendukung setia rezim Assad – untuk mengucapkan selamat kepada Aoun atas kemenangannya ddalam pemilu pekan lalu.
Michel Aoun, adalah mantan Jenderal Militer tua Libanon yang berusia 81 tahun dan Ia juga merupakan pemimpin Gerakan Patriotik Bebas Libanon (FPM).
Aoun dipilih Parlemen Senin lalu sebagai presiden ke-13 negara itu, mengakhiri situasi vakum presiden yang sudah berlangsung lebih dari dua setengah tahun lamanya.
Selama beberapa tahun terakhir, arena kontestasi politik Libanon tetap tajam kekuatan politik terbagi antara pendukung Aliansi 14 Maret – yang mendukung kelompok oposisi bersenjata di Suriah – dan Aliansi 8 Maret pro-rezim Assad, yang mencakup Syiah Hizbullah dan gerakan Patriotik Bebas (FPM). [IZ]