JAKARTA, (Panjimas.com) – Pengurus PB NU memberikan peryataan sikapnya terkait Aksi Bela Islam II jumat yang lalu. Pernyataan sikap tersebut dibacakan Said Aqil Siraj usai menerima kunjungan Presiden RI Joko Widodo di Kantor Pusat PB NU di Jalan Kramat Raya Jakarta.
Dalam penjelasanya Ketua Umum PB NU menyatakan apresiasinya terkait Aksi Bela Islam II.
“Sebagai bagian dari cara berdemokrasi yang beradab dan niat yang tulus untuk meluruskan etika kepemimpinan, Kami mengapresiasi #AksiDamai411. Karena hakikat kepemimpinan adalah teladan yang baik (uswatun hasanah). Pemimpin tidak boleh berujar kalimat-kalimat kotor yang menimbulkan kontroversi bahkan melahirkan perpecahan. Pepatah mengatakan” ujar Said Aqil Siroj dihadapan wartawan Senin, (7/11).
Sekarang saatnya bagi kita untuk memperkokoh tali ukhuwan baik ukhuwah Islamiyah ukhuwah wathoniyah (persaudaraan kebangsaan) bahkan ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan). Tidak tepat menstigma bahwa #AksiDamai411 ditunggangi oleh kelompok-kelompok tertentu. Lebih bijaksana bagi semua pihak hendaknya mengambil pelajaran dari #AksiDamai411 tersebut.
PB NU juga menyebut, tugas aparat keamanan adalah menindak pihak-pihak yang ingin menodai niat luhur dari #AksiDamai411. Adapun mengenai kericuhan yang ditimbulkan, kami tidak yakin bahwa itu dilakukan para pengunjuk rasa #AksiDamai411. Kami justru menengarai hal itu dilakukan oleh kelompok yang ingin merusak kemurnian dan niat suci dari tujuan gerakan Aksi Damai 4 November.
Said Aqil juga menyesalkan lambatnya respon pemerintah terkait tuntutan umat Islam agar Ahok yang telah menista Al quran di penjara.
“Menyayangkan kelambanan pemerintah dalam melakukan komunikasi politik dengan rakyatnya. Mendesak kepada pemerintah untuk segera melakukan dialog yang lebih intensif dengan seluruh lintas tokoh pemuka agama sehingga terbangun suasana yang kondusif.” Ujarnya didampingi pengurus PB NU lainnya. [RN]