JAKARTA, (Panjimas.com) – Sekretaris Umum DPP FPI, Munarman pada acara ta’lim bulanan FPI di Markaz Syariah FPI Petamburan Tanah Abang Jakarta Pusat, Ahad (6/11) memaparkan banyak informasi penting kepada puluhan ribu jama’ah yang hadir, khususnya yang berkaitan dengan kasus penistaan Al-Qur’an yang dilakukan oleh Zhong Wan Xie alias Ahok.
“Kami telah mendapat info, mendapat bocoran bahwa saksi-saksi ahli yang membela Ahok dipersiapkan jumlahnya jauh lebih banyak dari yang anti. Yang anti cuma Habib Rizieq dan MUI, lainnya dipilih yang pembela-pembela Ahok. Sehingga ujung-ujungnya Ahok akan dibebaskan dengan alasan saksi-saksi ahli lebih banyak yang menyatakan Ahok tidak bersalah!” ujarnya. Demikian dilansir gubernurmuslim.
Munarman menambahkan, tugas polisi itu bukan menyatakan Ahok bersalah atau tidak bersalah, itu tugas pengadilan. Tugas polisi adalah memberantas kejahatan. Apabila ada laporan maka harus diproses hukum, lalu pengadilanlah yang menyatakan bersalah atau tidaknya.
“Makanya ada pengadilan, begitulah hukum yang berlaku. Kalau tidak mau begitu ya sekalian saja polisi jadi pengadilannya, polisi jadi hakimnya, jadi jaksanya, jadi penuntut umumnya, ini namanya ilmu hukum kodok!”
Kemudian Munarman membahas tentang Aksi Bela Islam II, Jum’at 4 November yang dihadiri oleh jutaan umat Islam.
“Mengenai fitnah media Ahok bahwa FPI bagi-bagi uang kepada umat pendemo, itu adalah untuk peserta demo yang tertinggal dari rombongannya. Banyak diantara mereka yang tertinggal bis yang sudah kembali pulang ke berbagai daerahnya masing-masing. Segala ongkos dan makanan mereka terbawa di bis. Maka FPI membantu mereka, ya kami memang menolong mereka, itupun uang dari umat, karena kami tidak mau meminta-minta, umat Islam itu kaya!”
Tanggal empat kemarin seluruh objek-objek vital negara sudah dipegang oleh polisi dan TNI. Itu sebetulnya sudah keadaan darurat negara, tapi ulama tak mau berontak, karena tuntutan kami hanya satu yaitu penjarakan Ahok penista Al-Qur’an.
“Provokator pertama yang tertangkap kemarin beragama Katolik, ini membuktikan memang ada penyusup. Kalau kita bandingkan dengan aksi massa saat menumbangkan Bung Karno, Soeharto dan Gus Dur massanya tidak sebanyak massa Aksi Bela Islam 4 November 2016, apalagi tanpa satupun gedung yang hancur. Kami akan terus lanjutkan aksi-aksi menolak Ahok!”[RN]