SOLO,(Panjimas.com) – Apa yang dilakukan umat Islam dalam Aksi Bela Islam II, hingga mengharuskan turun kejalan menuntut pemerintah segera mengadili Ahok yang melecehkan Kitab Suci Al Qur’an adalah sebuah bentuk Amar Ma’ruf nahi munkar.
Seperti yang disampaikan mantan Ketua umum Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) Ustadz KH Syuhada Basri usai menghadiri Golden Executive Gatering STTD Tabarok. Bahwa umat Islam sedang melakukan seutama Jihad, yakni menyampaikan kalimat kebenaran kepada penguasa yang dholim.
“Kita tidak pernah ada kata Revolusi, yang ada amar ma’ruf nahi munkar. Cuman amar ma’ruf nahi munkar itu kata Rasulullah, afdholul jihad inda sultonin jair, menyampaikan kalimat kebenaran kepada penguasa yang dholim, itu jihad yang paling tinggi. Jadi gak ada Revolusi, revolusi, itu bukan cara kita” ucapnya pada Panjimas, Ahad (6/11/2016) malam.
Meski aksi kemarin sempat ricuh karena ditumpangi provokator, Ustadz Syuhada mengatakan bahwa cara umat Islam menyampaikan pada penguasa sudah tepat. Namun kebebalan pemerintah tidak merespon aspirasi umat Islam justru yang menjadikan akumulasi kemarahan.
“Revolusi itu bukan cara kita, justru kita itu damai, tertib, sopan. Kalau terjadi hal seperti itu (Aksi turun ke jalan) karena mereka gak merespon. Hal ini akan melahirkan akumulasi, kalau terjadi akumulasi kemarahan kayak begitu, kita gak tahu” ucapnya.
Ustadz Syuhada meminta pemerintah segera mengambil tindakan, jangan sampai muncul aksi massa yang justru akan merugikan semua.
“Saya gak tahu lah yang akan terjadi, namun yang pasti kenyataan itu harus direspon sekarang juga, secara baik. Masak untuk satu orang kok, harus mengorbankan yang banyak” pungkasnya. [SY]