SOLO, (Panjimas.com) – Aksi Bela Islam II telah berlalu, umat Islam masih diminta menunggu selama 2 pekan untuk mendapatkan kejelasan status Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok yang telah menistakan Al Qur’an.
Dalam Aksi kemarin, umat Islam justru menjadi korban dengan jatuhnya 1 korban tewas dan 200 orang luka-luka karena aksi yang damai berubah ricuh, di sulut tembakan gas air mata aparat Kepolisian.
Menanggapi aksi itu, mantan Ketua Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) Ustadz KH Syuhada Basri usai menghadiri Golden Executive Gatering STTD Tabarok, menilai hal itu upaya umat Ilsam sebenarnya sesuatu yang positif bagi pemerintah. Ditemui Panjimas, beliau mengatakan bahwa Ahok nantinya justru akan membahayakan negara.
“Sebab orang seperti Ahok itu, nantinya akan membahayakan Negara, bukan hanya membahayakan Islam, membahayakan Negara” katanya di Kusuma Sahid Prince Hotel Jl Sugiyopranoto 20, Solo, Ahad (6/11/2016) malam.
Aksi tersebut kata ustadz Syuhada sudah sangat santun dengan aksi damai mewakili umat Islam Indonesia. Namun upaya pemerintah justru mengulur-ulur menjadikan kegeraman umat Islam, jika umat Islam menegakkannya dengan hukum syariat maka Ahok sudah pantas dihukumi mati.
“Mestinya ada suara seperti itu, mereka (pemerintah) mampu menangkap, memanfaatkan untuk kemudian berpihak kepada rakyat. Dan yang turun itu kan baru sebagian kecil, dan sudah mewakili 200 juta lebih umat Islam” ucapnya.
Aksi Bela Islam II menurut ustadz Syuhada sudah mewakili umat Islam Indonesia, namun kenapa pemerintah justru terkesan membela Ahok, bukan kepada rakyat Indonesia. Waktu 2 minggu yang diberikan Ulama, jika tidak ada tindakan dari pemerintahan Jokowi, beliau berpesan pada umat Islam untuk turun kejalan lagi.
“Kita lihat aja seperti demo yang pertama kan gitu, kita lihat dua minggu kalau gak ada progres kita turun lagi. Kalau tidak ada progres, kita semakin tidak percaya, kalau sudah tidak percaya mau memimpin siapa dia (Jokowi)” tandasnya. [SY]