JAKARTA, (Panjimas.com) – Ketua Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) Habib Rizieq Syihab mengungkapkan pasukan gabungan TNI dan Polri dalam membubarkan massa aksi damai 4 November lalu tidak hanya menggunakan gas air mata. Namun juga peluru karet dan kendaraan bermotor untuk menabrak peserta aksi.
“Polisi bilang pembubaran hanya menggunakan gas air mata, itu bohong. Mereka juga menembakkan peluru karet dan kendaraan bermotor,” katanya pada Sabtu (05/11).
Habib menyebut akibat aksi anarkis polisi saat pembubaran massa, ada satu peserta aksi damai terkena peluru karet dan dua orang tergilas motor trail polisi.
“Itu lebih berbahaya dari gas air mata,” pungkasnya.
Polisi beralasan hanya menjalankan protap, lanjutnya. Harusnya keamanan dan keselamatan rakyat yang lebih diutamakan dibanding protap.
“Jadi jangan protap dijadikan alasan. Seolah polisi sudah menjalankan aturan. Aturan mana pun kalau membahayakan keamanan dan keselamatan rakyat, harus dikesampingkan,” tegasnya.
Sebelumnya Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar menyebut tidak ada penggunaan senjata api dalam pembubaran massa aksi. [TM]