JAKARTA,(Panjimas.com) – Khatib Istana Kepresidenan, H. Ahmad Buchory Muslim sampaikan kesaksian kondisi 4 November di Masjid Istiqlal, Jakarta, bada sholat Shubuh, Sabtu (5/11/2016) yang banyak dipilintir oleh media mainstream.
Menurut Ahmad Buchory, sekitar 25 Ulama bertemu Wakil Presiden, Menkopolhukam, dan Mensesneg di Istana Negara semalaman. Dan beliau menginformasikan kondisi Ulama yang diisukan di medsos semua sehat wal afiat termasuk Habib Mahdi, Ustad Arifin Ilham dan Habib Syeik Ali.
Sampai massa kembali berorrasi di depan DPR RI, para ulama ditemui anggota DPR, dan memanggil Kapolri. Ahmad Buchory menyampaikan bahwa Kapolri merasa malu atas perintah yang tidak diindahkan bawahannya.
“Kita kemudian orasi sampai jam 2 malam di DPR, alhamdulillah anggota DPR datang menemui Ulama kita, Kapolri dipanggil, Kapolri kita lihat malu, kan disaat Kapolri bilang stop, mereka makin kenceng nembaknya. Itu didepan mata kita, jadi gak ada yang bohong” katanya.
Sementara pemberitaan di televisi (media mainstream) berbeda dengan kenyataan di lapangan yang gencar memberitakan bahwa massa sengaja mendobrak masuk Istana. Padahal menurut Ahmad Buchory, jangankan masuk Istana, pagarnya saja tidak pernah mereka sentuh.
Provokator dari semua ini adalah seorang mahasiswa yang menyusup ke barisan HMI yang setelah tertangkap ternyatanya dalam KTPnya beragama Kristen.
“Dan kita tahu itu Metro tipu, kita pasti tahu dalam perjuangan itu ada syetannya. Sekali lagi saya menyaksikan langsung. Demi Allah kemarin kalau bapak-bapak lihat ada pertemuan dibawah, demi Allah saya saksi hidup, Habib Rizieq menangis mendapat amanah besar itu” tandasnya.
Ia pun tak takut jika pernyataannya ini menyebabkan ia dipecat dan tak boleh lagi menjadi khatib di Instana Negara.
“Saya tidak takut sama sekali, di Jakarta masih banyak Masjid yang mau menerima saya menjadi khatib. [SY]