SOLO, (Panjimas.com) – Aksi damai di Solo dalam rangka menuntut penegakan hukum atas Ahok, Jum’at (4/11/16) siang diikuti oleh berbagai elemen masyarakat. Mulai mahasiswa, kiai, anggota DPRD, hingga para Pengusaha. Berlokasi di Bundaran Gladak, setiap elemen menampilkan oratornya.
KAMMI, dalam orasinya menyampaikan, “Kita di sini menyuarakan agar Ahok dituntut seadil-adilnya. Karna semua punya hak yang sama di dalam hukum. Kita akan terus turun ke jalan sampai tuntutan kita dipenuhi!”
Kiai kharismatik Masjid Asegaf, Surakarta, H. Muhsin, tegas mengatakan, “Bukan memaafkan langsung selesai, hukum harus ditegakkan! Ahok telah melecehkan Al-Qur’an, ulama, dan Islam sekaligus. Kalau kata Ahok niatnya tidak gitu (tidak bermaksud melecehkan, Red.), hanya Allah yang tahu niat. Siapa yang mengusik kebhinekaan, yang timbulkan perpecahan, Ahok atau umat Islam?” Peserta aksi menyambut jawab serempak, “Ahok!”
Seorang pengusaha yang juga anggota IIBF (Indonesia Islamic Bisnis Forum) menyampaikan orasinya, “Kami sebenarnya di organisasi pemberdayaan ekonomi umat. Tapi kalau Al-Qur’an dihina, kami tersinggung! Kalau kemarin ada profesor bilang bahwa yang demo adalah para penganguran, jelas salah besar. Buktinya, para juragan-jurahan Muslim rela berpanas-panas turun ke jalan, ikut demo!”
Dan anggota DPRD Kota Surakarta, Umar Hasyim, berorasi, “Semua elemen Islam bergerak menuntut keadilan bagi Ahok karena dia telah melecehkan Islam. Kita tidak rasial, tak benci agama tertentu. Yang kita tuntut adalah tindakan pelecehan terhadap agama kita. Kita di sini menunjukkan adab. Demo kita penuh kedamaian, karena semata menuntut keadilan. Dan ternyata tak hanya umat Islam saja, kami dapat info, di Jakarta sana tak hanya Muslim saja yang demo, siapa saja yang ingin keadilan, ikut aksi.” Spanduk dan rontek dengan berbagai tulisan, seperti: “Ahok Troubel Maker”, “We Stand with al-Maidah 51”, “Tangkap dan Adili Ahok”, “Bela Islam = Bela Negara”, “Permintaan Maaf Diterima, Hukum Harus Ditegakkan”, dll. [IB]