BANDUNG, (Panjimas.com) – Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat sebagai pusat kegiatan dakwah warga Jabar memiliki peranan penting di dalam melakukan pelayanan bagi umat, baik dalam urusan ibadah mahdoh maupun ibadah ghair mahdoh. Karenanya semakin hari Pusdai semakin meningkatkan pelayanan kepada umat untuk memberikan pelayanan yang terbaik.
“Oleh sebab itu tentu saja Pusdai yang berada di bawah Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencoba eksis bagaimana melaksanakan kegiatan dakwah yang kontinyu serta memberikan yang terbaik kepada umat,” terang Ketua DKM Pusdai Jabar KH Iding Bahrudin di sela-sela Islamic Fook Fair yang digelar dalam rangka Milad ke-19 Pusdai Jabar tahun 2016 ini.
Potensi dakwah yang besar di Jawa Barat menurut Iding merupakan tantangan yang harus dijawab secara baik oleh Pusdai Jawa Barat. Dalam ini, tentu saja ia beserta jajaran yang ada berupaya meningkatkan kualitas SDM yang ada apalagi kegiatan dakwah di Pusdai ini bukan saja dilakukan oleh kaum muslimin tingkat Kota Bandung saja melainkan datang dari seluruh pelosok Jawa Barat. Sebagai catatan, untuk Shalat Jumat saja, banyak jamaah yang hadir justru sengaja datang dari luar daerah Kota Bandung.
“Hal ini membuktikan jika eksistensi Pusdai Jawa Barat telah diterima oleh berbagai kalangan di propinsi yang kini dipimpin oleh Ahmad Heryawan ini.” ujarnya kepada media yang meliput kegiatan tersebut. Rabu, (2/11).
Demi menyemarkkan dakwqah di Pusdai Jabar ini, Iding pun mengatakan ia banyak menjalin kerja sama dengan berbagai ormas Islam seperti NU, Muhamadiyah, Persis dan ormas Islam lainnya sehingga mereka bisa memanfaatkan sarana dan fasilitas yang ada. Bukan itu saja, Pusdai pun melaksanakan berbagai kegiatan dakwah yang mampu memberikan hikmah bagi kaum muslimin di Jawa Barat.
Penyediaan perpustakaan yang representatif, fasilitas untuk Shalat beserta tempat wudhunya, Pusdai TV untuk kegiatan dakwah, buletin, website dan utuk remaja yang aktif dalam kegiatan dakwah, maka disedikan yang namanya RAMPAI (Remaja Masjid Pusdai, red).
“Karena kegiatan yang ada tak bisa dilakukan oleh pihak pengelola semata, maka kegiatan-kegiatan dakwah besar di sini, kami melibatkan RAMPAI sehingga kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan secara baik. RAMPAI sendiri adalah bagian dari pembentukan kader Pusdai untuk masa mendtang,” tambahnya.
Umat sendiri sesungguhnya bisa memanfaatkan fasilitas yang ada di Pudai Jabar ini. Sarana yang dapat dimanfaatkan terdiri dari tiga bentuk. Pertama, pure bisnis yaitu Gedung Bale Asri Pusdai yang dapat digunakan untuk acara pernikahan, wisuda atau acara lainnya dan dana yang didapat digunakan untuk pengelolaan Pusdai Jabar sendiri.
Kedua, semi sosial, seperti gedung seminar yang dapat digunakan oleh ormas Islam yang hanya membayar uang untuk kebersihan saja serta yang ketiga, gedung untuk amal yang menggunakan gedung Masjid Pusdai yang digunakan untuk berbagai kegiatan umat.
“Pusdai Jabar terbuka untuk yang akan menggunakan dan mereka tinggal datang ke pihak pengelola, lalu disesuaikan waktunya dan mereka dipersilakan menggunakannya untuk kegiatan dakwah. Tak ada yang sulit utnuk menggunakan fasilitas Pusdai asalkan waktunya tidak berbenturan waktunya,” katanya kemudian.
Iding pun mengajak kepada siapapun untuk menggunakan asset umat ini karena Pusdai Jabar sendiri dibangun untuk beragam kegiatan dakwah dan syiar Islam. karena itu menuju usia ke-20 nanti Pusdai Jabar ini untuk terus eksis dan mampu memberikan layanan terbaik kepada umat, sebab kegiatan dakwah hanya akan berlangsung baik jika ada kerja sama yang dijalankan secara baik pula. “Mari kita manfafatkan Psudai agar pusat dakwah itu tetap digunakan untuk memajukan Islam dalam seagla bidang, tentunya.” pungkas Iding dalam kesempatan tersebut. [DF]