BEKASI (Panjimas.com) – Ketua MUI Kota Bekasi, KH Sukandar Ghozali mendukung kaum Muslimin di Kota Bekasi yang menggelar Aksi Bela Islam, menuntut Ahok dihukum lantaran telah menista agama Islam dengan menghina Al-Qur’an dan para ulama.
Hal itu disampaikan KH Sukandar Ghozali yang turut serta dalam Aksi Bela Islam di Islamic Center, Kota Bekasi, Jawa Barat.
“Itu memang sudah mengarah kepada penodaan dan penistaan terhadap agama Islam,” kata KH Sukandar Ghozali kepada Panjimas.com, Jum’at (28/10/2016).
Sudah seharusnya masyarakat di Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, bangsa dan agama saling menghormati. Apalagi, sebagai seorang Gubernur DKI Jakarta, ibu kota, negara Muslim terbesar di dunia, sudah seyogyanya menjaga perasaan umat Islam yang mayoritas.
“Oleh karena itu sikap MUI mengawal, termasuk hari ini dalam upaya agar Ahok diadili terkait dengan persoalan penodaan tadi,” ujarnya.
KH Sukandar Ghozali juga menampik tudingan pihak-pihak yang mendukung Ahok, bahwa MUI telah berpolitik.
“Majelis Ulama Indonesia (MUI), tidak masuk pada urusan politik tetapi arahnya pada persoalan penodaan terhadap agama Islam,” tuturnya.
Selain itu, ia juga menegaskan apabila Presiden RI masih melindungi Ahok, hingga Aksi Bela Islam pada 4 November 2016 mendatang, dikhawatirkan akan menimbulkan masalah baru.
“Kalau besok tanggal 4 (November) ternyata Ahok masih juga dilindungi oleh Presiden, maka tetap berupaya memaksa agar Ahok itu diadili. Karena kalau tidak diadili masalah Ahok maka akan menjadikan proses yang lama bahkan akan menimbulkan persoalan-persoalan baru,” ungkapnya.
Namun demikian, ia mengimbau masyarakat, khususnya di Kota Bekasi, agar menjaga kondusifitas.
“Kita terpanggil untuk jihad, untuk berjuang mengawal fatwa MUI tapi di sisi lain mengedepankan upaya damai,” tutupnya. [AW]
https://youtu.be/1V-BpjBn8P0