ANKARA, (Panjimas.com) – Pada hari Jumat (28/10), Turki mengecam keras serangan rudal balistik oleh ekstrimis Syiah Houthi Yaman yang menargetkan kota suci Mekkah pada Kamis (27/10), demikian menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki, dilansir oleh Anadolu.
“Kami senang bahwa serangan rudal itu dapat diblokir oleh pasukan keamanan Saudi,” kata pernyataan Kemlu Turki itu.
Pasukan koalisi militer pimpinan Saudi pada Kamis (27/10) mengumumkan telah berhasil mencegat “rudal balistik”, sekitar 65 kilometer (40 mil) dari kota Mekkah, yang diluncurkan oleh ekstrimis Syiah Houthi Yaman, ujar pejabat pasukan koalisi Arab.
Saudi Press Agency (SPA) mengutip seorang Komandan pasukan koalisi Arab mengatakan rudal itu ditembakkan dari provinsi Saada di bagian timur laut Yaman, salah satu benteng pertahanan Syiah Houthi.
Pasukan Koalisi Arab menanggapi dengan “menargetkan daerah dimana rudal itu ditembakkan,” kata Komandan pasukan koalisi itu tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Operasi peluncuran rudal-rudal balistik itu bukanlah insiden pertama dari jenisnya.
Pada tanggal 9 Oktober, koalisi Arab mengumumkan intersepsi sukses dari rudal, yang diduga, juga telah ditembakkan ke arah kota Mekkah oleh milisi Syiah Houthi.
Yaman telah dilanda kekacauan sejak akhir tahun 2014, ketika Houthi dan sekutu-sekutu mereka menyerbu ibukota Yaman, Sanaa dan bagian-bagian lain di negara itu, sehingga memaksa anggota pemerintaha Yaman untuk sementara waktu mengungsi ke Riyadh.
Konflik meningkat pada bulan Maret tahun lalu ketika Arab Saudi dan sekutu-sekutu negera Muslim Sunni meluncurkan kampanye militer besar-besaran yang bertujuan untuk membalikkan keuntungan Syiah Houthi di Yaman dan memulihkan pemerintahan resmi di negara itu.
Arab Saudi dan para sekutunya melihat milisi Houthi sebagai proxy untuk kekuatan Iran di dunia Arab. Koalisi militer Arab yang dipimpin oleh Saudi di Yaman terdiri dari Koalisi 10 negara yakni Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Yordania, Mesir, Maroko, Sudan, dan Pakistan.
PBB mengatakan bahwa setidaknya 5.700 orang, hampir 1/2 dari mereka adalah warga sipil, telah tewas sejak aliansi milite yang dipimpin Saudi melancarkan serangan udara sejak Maret lalu melawan Syiah Houthi dan sekutu-sekutu mereka.[IZ]