ALEPPO, (Panjimas.com) – Mujahidin Suriah melancarkan operasi untuk memecahkan pengepungan pasukan rezim Syiah Nushairiyah Bashar al-Assad di Aleppo bagian timur di wilayah utara Suriah pada hari Jumat kemarin (28/10), demikian menurut pernyataan seorang pejabat kelompok oposisi, seperti dilansir oleh Anadolu.
Abdumun’im Ezzin, Koordinator Mujahidin di wilayah utara Suriah, menyatakan bahwa operasi pembebasan Aleppo ini adalah yang “terbesar” dari segi jumlah pejuang dan peralatan-peralatan tempur yang terlibat.
“Operasi ini bertujuan untuk mematahkan pengepungan Aleppo [wilayah yang dikendalikan Mujahidin] dan menantang Iran dan Rusia. Semua pejuang oposisi bertekad untuk terus bertempur sampai pengepungan Aleppo berakhir,” pungkas Ezzin.
Sebelumnya, sumber dari Mujahidin, yang berbicara dengan syarat anonimitas, mengatakan babhwa Jaish al-Fatah (Army of Conquest) telah melakukan serangan-serangan terhadap pasukan Assad menggunakan rudal-rudal Grad dan Elephant.
Sementara itu Ahrar Sham, yang merupakan komponen Jaish al-Fatah (Army of Conquest), mengatakan melalui akun media sosialnya bahwa pihaknya telah menyerang markas rezim Assad di Dahiatul Assad dan “Lingkungan 1070” di Suriah bagian utara.
Sejak awal 2011, wilayah Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga — aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].
Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.
Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah lebih mencapai angka dari 470.000 jiwa. [IZ]