YOGYAKARTA,(Panjimas.com) – Usianya mungkin sudah mencapai 70 an tahun, namun semangat bapak tua ini tidak bisa diremehkan. Dengan menaiki sepeda motor bututnya yang beroda tiga, dia mengikuti demo menuntut Ahok diadili.
Kondisi kaki bapak tua ini pun lumpuh, badannya yang sudah tidak setegar keinginannya tak menghalangi niatnya beramar maruf nahi munkar. Dengan memodif motornya menggunakan topi dari bambu, orang Jogja menyebutnya caping, di cat warna merah dan sedikit ditempel kertas folio, dia tulis “Turunkan Ahok”.
Bapak tua ini pun melaju, menggeber motornya mengikuti sortmarch umat Islam dari masjid Gedhe Kauman menuju Istana Negara Yogyakarta. Diapun ikut meneriakkan takbir berkali-kali bersama ribuan umat Islam yang turun kejalan, Jumat (28/10/2016).
Satu orasi ustadz selesai menyampaikan aspirasinya, disusul orasi tokoh agama Islam warga Jogja, diikuti khitmat bapak tua tersebut. Sampai pernyataan sikap Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) DIY dibacakan, dirinya mendengarkan diatas motornya dengan antusias.
Acara menuntut diadili Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang melecehkan Al Quran di Yogyakarta itu, berakhir setelah melaksanakan Aholat Azhar berjamaah didepan Istana Negara. Bapak tua itu pun ikut membubarkan diri melintas di Jl Malioboro, Yogyakarta pulang dengan tertib.[SY]