BANTUL, (Panjimas.com) – Jimly Asshiddiqie, Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dalam acara re-launching buku “Membendung Arus, Respon Gerakan Muhammadiyah Terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia” karya Alwi Shihab, mengakatan, perlunya belajar dari perkembangan Muhammadiyah yang menjadi organisasi terbesar di dunia.
“Muhammadiyah dinilai efektif dalam berorganisasi, serta memiliki ideologi yang membuat keluarga besar Muhammadiyah memiliki partisipasi yang kuat,” tutur Jimly.
Dilansir dari laman muhammadiyah Jumat, (21/10), mantan Ketua Mahkamah Konstitusi tersebut menambahkan, saat ini masyrakat Indonesia sedang menghadapi neoliberal di segala bidang. Seperti yang paling berdampak adalah kondisi yang berakibat pada perebutan kekuasaan, dan dalam pencapaian segala bidang berdasarkan oleh materi.
Sehingga Jimly menilai, buku yang ditulis oleh Alwi Shihab tersebut telah memberikan gambaran terkait rasional dalam beragama yang dilakukan Muhammadiyah,dan tidak terlalu retorika, sehingga dengan mudahnya mengumbar amarah.
“Kita perlu belajar dari Muhammadiyah dalam menghadapi kasus-kasus yang sedang berlangsung saat ini. Semoga dapat menyadarkan para aktifis dan intelektual untuk belajar dari Kh. Ahmad Dahlan, yaitu bersaing dengan cara yang sehat,” pungkas Jimly.
Kembali ditambahkan Jimly, KH. Ahmad Dahlan telah mengajarkan tentang makna menulis. “Jika tidak menulis, maka pilihan lainnya adalah membuat sebuah karya nyata, sehingga ditulis oleh orang lain. Muhammadiyah sebagai organisasi yang sudah berusia lebih dari satu abad, perlu terus ditulis, sebagaimana dilakukan oleh Alwi Shihab,” tutup Jimly. [RN]