MOSKOW, (Panjimas.com) – Rusia telah memperpanjang “jeda kemanusiaan” di Aleppo, Suriah dengan tambahan 24 jam, demikian pernyataan Menteri Pertahanan Rusia mengumumkan hari Kamis (20/10).
Perpanjangan jeda kemanusiaan sekarang telah ditetapkan dan berakhir pukul 13.00 GMT pada hari Jumat (21/10).
Sergei Shoigu mengatakan keputusan itu, dibuat atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin, dan juga didukung oleh rezim Assad.
Pada hari Selasa lalu (18/10/2016), pesawat-pesawat tempur milik militer Rusia dan rezim Assad berhenti membombardir Aleppo dalam jangka-sampai “jeda kemanusiaan” 8 jam yang dijadwalkan untuk Kamis (20/10).
Di tengah tekanan internasional, Rusia pada Rabu (19/10) memutuskan memperpanjang jeda selama 11 jam, sementara mereka juga mendesak warga sipil untuk segera meninggalkan kota, selain itu memperingatkan bahwa serangan baru akan dimulai setelah jeda singkat ini berakhir.
Ratusan warga sipil dilaporkan tewas dan menderita luka-luka dalam serangan udara Rusia dan pasukan Assad sejak 19 September, ketika rezim Assad mengumumkan akhir gencatan senjata selama seminggu penuh.
Sejak awal 2011, wilayah Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga — aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].
Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.
Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah telah mencapai angka lebih dari 470.000 jiwa. [IZ]