JAKARTA, (Panjimas.com) – Ada tiga hal yang memancing umat Islam marah: menghina Allah, menghina rasulullah saw. dan menghina Al Qur’an. Realitanya mereka yang menghina salah satu dari 3 itu hidupnya terhinakan.
Demikian pernyataan KH Chalil Nafis yang diunggah di akun FBnya Senin, (17/10).
“Agama sebenarnya membawa kedamaian tetapi menjadi konflik karena ada campur tangan politik, ekonomi dan ambisi pribadi atau kelompok. Karena agamalah yang paling mudah untuk jadi bahan bakar menyulut orang untuk bergerak bahkan rela untuk mati.”ungkapnya.
Jadi umat Islam bergerak ketika merasa agamanya dinistakan adalah bagian dari ketulusan hati, meskipun tak tahu masalah dan latarbelakang mengapa Al Qur’an dihina. Namun banyak orang yang salah paham bahwa “cemburu” untuk memuliakan agama dianggap terlibat dalam masalah politik, ekonomi dan sosial.
Melibatkan keyakinan agama bahkan suku dalam ranah politik adalah hal yang wajar dan sah asalkan tidak merendahkan atau menistakan agama dan suku lain. Bahkan dianjurkan kita bertindak sesuai keyakinannya dan nilai yang dianutnya.
“Menyerukan untuk meninggalkan SARA secara total dalam ranah politik adalah pembunuhan terhadap esensi keberagamaan.” Tambahnya.
Seyogyanya SARA menjadi perekat atar masyarakat karena kesadaran diri bahwa perbedaan SARA adalah realitas dan keniscayaan. Karenanya kita saling mengerti dan toleransi bukan saling menyerang utk menistakan dan menafikan SARA yang lain. [RN]