JAKARTA,(Panjimas.com) – Menanggapi tekanan yang mengingingkan surat Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait kasus Pelecehan yang dilakukan Ahok dicabut, Sekjen MUI, Ustadz Tengku Zulkarnaen menolak keras permintaan itu.
“Kalau tekanan halus ada, surat itu suruh nukar, satu huruf pun tidak bisa. Konsekuensi hukumnya Ahok kan hanya ada dua, menghina Al Qur’an atau menghina Ulama. Itu mau suruh ditukar, satu huruf pun tetap ndak ndak bisa” tegasnya dihadapan kru Panjimas di kantor MUI Pusat Jakarta, Senin (16/10/2016).
Ustadz Tengku bahkan siap mengorbankan jiwanya jika ada yang berani merubah surat MUI. Dia sepakat dengan ucapan Buya Hamka, tokoh utama MUI tahun 1975.
“Kalau saya ditanya saya lebih baik mati. Daripada dicabut seluruh isi surat itu. Betul kata Buya Hamka itu, kalau agama kau dihina kau tidak bantu, lebih baik pakai kain kafan aja engkau” imbuhnya.
Selain itu, video yang dipertontonkan di acara Indonesia Lawyer Club (ILC) berapa waktu lalu, menurut Ustadz Tengku sudah dipotong-potong demi kepentingan menjatuhkan namanya.
“Kan curang namanya, orang kan sudah lihat video aslinya yang lengkap. Jadi kan cara-cara PKI nih” ujarnya.
Tengku Zulqarnain melihat ada upaya dari beberapa orang yang ingin memfitnah dirinya dan juga menjatuhkan kredibilitas MUI. [SY]