SEMARANG, (Panjimas.com) – Ustadz Bernard Abdul Jabbar, pengurus Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Pusat mendesak Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng, membubarkan Perayaan Asyuro Syiah di Semarang dan mengeluarkan fatwa Syiah sesat.
Ustadz Bernard yang ikut beraudiensi di Kantor Gubernur Semarang mengatakan bahwa Syiah bukan bagian dari Islam. Dia mempertanyakan kinerja aparat dan jajaran pemerintahan yang menunggu fatwa MUI sementara mengaku Islam dan melihat kesesatan, kemaksiyatan terjadi dimana-mana.
“Apakah Bapak-bapak kalau bertindak harus menunggu fatwa MUI, padahal mereka (Syiah) dimana-mana sudah meresahkan umat Islam. Dan membuat umat ini bergejolak, karena fatwa MUI belum ada kemudian bapak biarkan begitu saja. Ini tanggung jawab bapak sebagai pimpinan dihadapan Allah” ujar mantan Misionaris Kristen itu, Selasa (11/10/2016).
Kegiatan Syiah di Bogor yang juga berhasil digagalkan atas campurtangan Ustadz Bernard, namun kenapa pimpinan yang sudah beragama Islam lebih lama dari dirinya, membiarkan Syiah setiap tahun memperingati Asyuro di Semarang. Dia meminta MUI Jateng berkaca pada MUI Jatim yang sudah lebih dulu mengeluarkan fatwa Sesatnya Syiah.
“Saya tahu Bapak ini sudah lama masuk Islam jadi lebih tahu tetang Syiah. Syiah itu kalau dibiarkan, dia akan merusak tatanan kehidupan NKRI. Terus terang tahun 2018 nanti merupakan puncak Kebangkitan Syiah di Indonesia. Dan kalau dibiarkan, dan bapak bertindak menunggu fatwa MUI sementara mereka (Syiah) masih ada di sana (MUI Pusat) jangan mungkin. Coba di Jawa Timur, MUInya sudah memfatwakan Syiah sesat” kata humas Gerakan Anti Pemurtadan itu.
Dihadapan jajaran Gubernur, dan aparat keamanan, Ustadz Bernard mengkawatirkan tanggung jawab kepemimpinan mereka. Adanya pergolakan di beberapa kota karena adanya pemicu yakni Syiah.
“Kami dari ANNAS sudah berulang kali membeberkan kesesatan Syiah dimana-mana, cuman pinternya Syiah mereka bertakiyah, karena salah satu pokok ajaran Syiah adalah takiyah (berbohong). Maka karena itulah kita tidak berani berbuat, nah saya kawatir bapak-bapak ini gak bisa ditanya oleh Allah, apa yang bapak lakukan dari kepemimpinan bapak yang sekarang ini kalian jabat”
Selain itu, import orang Syiah Iran, bagi ustadz Bernard telah membahayakan, mereka sudah mengawini orang Indonesia untuk dimut’ah. Dirinya memperingatkan, jika Syiah menguasai, maka pemimpin aparat dan ulama yang akan dibantai oleh Syiah sebagaimana di Suriah, Irag dan Yaman.
“Bahkan masuknya Imigran gelap orang Syiah dari Iran dan Afganistan, telah mengawini mut’ah orang Indonesia. Kalau anak putri-putri bapak nih, dimut’ah oleh mereka, bagaimana. Saya mau tanya pribadi nih, apakah bapak rela putri bapak dimut’ah Syiah ini, sehingga hamil tidak tahu suaminya” tegasnya dengan nada keras.
Ustadz Bernard menutup audiensinya memperingatkan kembali jajaran aparat pemerintah Jateng untuk beramar ma’ruf nahi munkar dan membubarkan perayaan Syiah.
“Saya mengingkatkan kembali, ini tanggung jawab bapak sebagai aparat pemerintahan Jawa Tengah ini, kepada warga Jawa Tengah dan dihadapan Allah. Kenapa, karena tidak beramar makruf nahi munkar, termasuk membubarkan acara-acara Syiah yang tidak sejalan dengan ajaran agama Islam” pungkasnya. [SY]