SEMARANG,(Panjimas.com) – Pimpinan Ormas Islam se Jateng dan DIY melakukan audiensi bersama jajaran Gubernur Jawa Tengah, Kemenag, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Semarang guna membahas perayaan Asyuro Syiah di Kantor Gubernur Jateng, Jl Pahlawan 9, Semarang, memanas.
MUI Jateng terkesan berbelit-belit untuk memutuskan fatwa Syiah sesat, sementara MUI Jatim sudah mengeluarkan fatwa Syiah sesat. Pimpinan Ormas Islam geram dengan sikap MUI Jateng yang terlihat membodohi diri.
Disaksikan Komisaris Besar Abiyoso Sejo Aji (Kapolrestabes Semarang), KH Ahmad Daroji (Ketua MUI Jateng), dan jajaran Gubernur Jateng. Serta pimpinan ormas Islam diantaranya, Ustadz Fuad Al Hadzimi (JAS), Ustadz Umar Said (AM FUI Jogja), Ustadz Said Sungkar (FPI Pekalongan), Ustadz Bernard Abdul Jabbar (ANNAS), Ustadz Aris Munandar (DDII Jateng), Ustadz Mukhlis (Gempa), mendesak dikeluarkannya fatwa Syiah sesat dan dibubarkannya Perayaan Asyuro di Semarang.
Ustadz Bernard menjelaskan bahwa Syiah sudah berkembang di Indonesia dan meresahkan umat Islam. Dirinya mempertanyakan sikap MUI, Depag, Polda Jateng yang saling lempar, tidak bertindak hanya karena tidak ada fatwa MUI.
“Syiah sudah meresahkan umat Islam dimana-mana. Kemudian dari fatwa MUI tentang Syiah itu sesat belum ada, kemudian bapak biarkan saja, ini tanggung jawab bapak dihadapan Allah. Tanggungjawab yang besar yang akan kalian pertaruhkan sebagai pemimpin yang mengemban amanat untuk amar ma’ruf nahi munkar. Kenapa? Apa kalian takut jabatan kalian hilang, sehingga kemaksiyatan, kesesatan dibiarkan saja” ujar mantan misionasris itu.
Desakan juga datang dari Ustadz Umar Said, dirinya mengatakan ritual ajaran Syiah sudah merecoki ajaran Islam. Takiyah atau berbohong menjadi bagian penting ajaran Syiah yang bisa mengelabuhi orang lain.
“Kalau sepanjang jaman Syiah berbuat ulah, maka kita katakan ini sumber konflik dimana-mana. Kalau bapak katakan ini tidak ada kesesatan, tidak ada melukai diri, karena mereka takiyah. Bapak percaya tidak kalau mereka takiyah (berbohong), karena takiyah adalah bagian terpenting agama Syiah” kata pimpinan AM FUI.
Sementara Ustadz Fuad Al Hadzimi membacakan tulisan H. Asad Said Agil wakil ketua pengurus besar NU, di situs www.NU.or.id bahwa Syiah telah membuat sayap militer. Dia mengatakan dalil kesesatan Syiah justru dari orang Syiah sendiri.
“Ini yang ngomong orang kedua dari BIN, Marja’ at Taklit dewan Syariah Syiah sudah membuat sayap militer. Dan masih banyak lagi dalil sesat Syiah justru dari ulama mereka. Jadi kalau dikatakan dari kami, bukan, kami mendasarkannya dari sumber Syiah itu sendiri” kata Fuad Hadzimi.
Menanggapi masukan tersebut, KH Ahmad Daroji, MUI Jateng terlihat tidak faham tentang ajaran Syiah. Dia menyebut bahwa Syiah tidak hanya imamiyah, untuk itu dirinya mempertanyakan yang harus dikeluarkan fatwa sesat yang mana?
“Jenegan sudah pelajari ada berapa Syiah, lha yang ini Syiah yang imamiyah atau yang mana? Saya tanya Syiah ada berapa macam? Panjenegan tidak setuju yang Imamiyah, itu bahan kami. Tentu kami tidak boleh grusa-grusu, ada yang mengatakan Syiah sesat, ada yang bilang Syiah kafir, lha yang diikuti sing endi?” ucapnya.
KH Ahmad Daroji merasa bingung mana kala pimpinan Ormas mulai kesal dengan keterangannya yang berbelit-belit. Dia akan membahas di jajaran MUI usulan para pimpinan Ormas, namun hanya mempersilahkan satu orang utusan dari pimpinan Ormas Islam yang hadir.
“Karena ini sudah audiensi, jadi saya tidak punya waktu lagi, monggo saya disalahkan. Ini bahan sudah ada (Materi Syiah) atau mau diberi tambahan, kami akan bahasnya ya dengan buku ini. Nah saya mohon maaf nanti diskusi MUI itu saya hanya beri ijin satu orang, mau datang njih monggo, siapa yang mewakili ndak dateng ya ndak apa-apa” ujarnya saat menerima buku Kesesatan Syiah dari DDII Jateng. [SY]