GAZA, (Panjimas.com) – Kapal kemanusiaan para aktivis perempuan yang sedang menuju Gaza, baru-baru ini merilis pra-rekaman pesan SOS, saat komunikasi dengan kapal Zaytouna telah hilang, diyakini kapal tersebut telah dicegat oleh Angkatan Laut Israel.
Sementara itu mengutip laporan Haaretz, Angkatan Laut (AL) Israel telah mencegat Kapal Aktivis Perempuan ke Gaza sekitar 35 mil dari lepas pantai Jalur Gaza.
“Menurut seorang perwira tinggi Angkatan Laut Israel, para penumpang di kapal Zaytouna-Olivia tidak memberikan perlawanan ketika pasukan AL Israel mengambil alih kendali kapal. Kapal itu diarahkan ke kota pelabuhan Israel, Ashdod,” demikian menurut pantauan Haaretz.
Komunikasi dengan Kapal “Aktivis Perempuan ke Gaza” tidak lagi terhubung, media-media terkemuka dan para aktivis meyakini pihak Israel telah menghalau dan mencegat sinyal komunikasi ke kapal tersebut.
Di situs resminya, kelompok aktivis mengatakan: “Pada pukul 15.58 (CEST) pada tanggal 5 Oktober, kami kehilangan kontak dengan Zaytouna-Oliva dan kami menduga kuat Angkatan Laut Israel telah mengepung kapal tersebut di Perairan Internasional (tercatat posisi terakhir kapal : Latitude (Lintang) +31,906033 Longitude (Bujur) + 33.757630) dan telah memaksa kapal menjauh dari perairan Gaza.”
Al Jazeera, yang mengerahkan seorang jurnalis dan seorang juru kamera wanita di kapal Zaytouna, mengatakan belum mampu mengontak korespondennya selama lebih dari 1 jam, dan meyakini Israel telah menghalau sinyal ke kapal tersebut.
Menurut cuitan resmi akun Kapal Aktivis Perempuan ke Gaza, Kapal Zaytouna telah dikepung oleh Angkatan Laut Israel dan sangat diharapkan bahwa Kapten Kapal Zaytouna asal militer AS, Kolonel Ann Wright, akan didesak untuk merubah jalur Zaytouna sebelum memasuki perairan yang dikuasai Israel di Gaza, Risikonya adalah kapal Zatouna telah dicegat oleh angkatan laut Israel kemudian para awaknya ditahan.
“Zaytouna” saat ini berada di wilayah perairan internasional dengan awak 13 aktivis internasional di kapal itu.
Ribuan warga Gaza telah melambaikan bendera-bendera Palestina di sepanjang pantai sebagai persiapan penyambutan kedatangan kapal Zaytouna.
Aksi pengibaran bendera Palestina oleh ribuan warga Gaza dilakukan sebagai bentuk solidaritas atas perjuangan para aktivis perempuan dalam menembus hadangan Israel, sehingga blokade 10 tahun atas Jalur Gaza dapat segera dipatahkan dan semakin menggelorakan semangat perjuangan serta harapan bagi seluruh rakyat Palestina.
Angkatan Laut Israel berupaya menghadang kapal Zaytouna dan mengawalnya ke pelabuhan Ashdod, di utara Jalur Gaza, di mana para aktivis perempuan tersebut akan diserahkan kepada pihak berwenang Israel, diinterogasi dan dideportasi.
Tentara Israel menolak untuk mengomentari laporan itu dan menjawab bahwa pernyataan akan segera dirilis pada waktunya.
Pada tahun 2010 lalu, sebuah armada kapal bantuan kemanusiaan yang sama juga dicegat oleh pasukan Israel, kemudian para awak diberondong peluru sehingga mengakibatkan pembunuhan terhadap 10 aktivis Turki dan Amerika.Sebelumnya hari Kamis (06/10) kemarin, organisasi yang mengirim para aktivis perempuan itu telah merilis sebuah pernyataan publik yang mengatakan:
“Kami sebagai penandatangan, sangat prihatin bahwa para aktivis perempuan yang datang dengan damai di atas kapal Zaytouna, membawa misi non-kekerasan untuk mematahkan blokade ilegal Israel, kini menghadapi ancaman. WBG adalah misi solidaritas untuk memasuki wilayah Gaza dan tidak berniat memasuki Israel secara ilegal.”
Mengomentari kemungkinan serangan kekerasan oleh pasukan Israe, WBG menjawab :
“Misi kemanusiaan ini berada dalam bahaya akan diserang, kecuali masyarakat internasional, termasuk pemerintah pimpinan ANC, menindaklanjuti langkah-langkah untuk mencegah Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan yang sering mereka melakukan, bahkan bebas dari hukuman apapun. [IZ]