SOLO, (Panjimas.com) – Presiden ke-3 Republik Indonesia, Prof. Dr. Ing. H. BJ Habibie akan menjadi pembicara utama dalam kegiatan International Conference on Islamic Education (ICIE) sekaligus meresmikan pendirian International Islamic Schools Alliance (ITTISHAL), sebuah aliansi sekolah-sekolah islam yang didirikan oleh Yayasan Lembaga Pendidikan Al Firdaus, Ponpes Modern Islam Assalaam, dan sekolah islam di Perancis, Institut Prive Alif, yang dilaksanakan di The Sunan Hotel Solo pada 10-12 Oktober 2016.
ITTISHAL yang telah dideklarasikan sejak 1 Oktober 2015 tersebut akan diresmikan pendiriannya oleh BJ Habibie sebagai jajaran Board of Trustees (Dewan Pembina) ITTISHAL. Peresmian aliansi ini akan diikuti dengan sesi penandatangan secara simbolis oleh 10 sekolah dari dalam dan luar negeri seperti Swedia, Arab Saudi, Indonesia, Afrika Selatan, dan Mozambik yang menjadi anggota dalam aliansi ini.
Dalam pembukaan ICIE 2016, BJ Habibie akan menyampaikan pandangannya tentang pendidikan Islam di masa kini sesuai dengan tema utama konferensi “The Improvement of Education Quality and Learning Process to Face the Recent Challenges”. Selain BJ Habibie, sebanyak 7 pembicara dari dalam dan luar negeri akan hadir dalam sesi plenari pada hari pertama hingga kedua konferensi. Ketujuh pembicara tersebut adalah Syeikh Yousef Aldous (Dosen dan Imam Universitas Al Imam Muhammad Riyadh, Saudi Arabia), Ilham Habibie (Sekjen IIFTIHAR), Thierry Malbert (Dosen Universitas Saint Denis, La Reunion, Perancis), Badlihisham Mohd Nor (Dosen Universiti Teknologi Malaysia), Abdalla Idris Ali (Deputi Secretary General of Islamic Society of North America, Canada), Eny Rahma Zaenah (President Director ITTISHAL), dan Sarah Landon (Councellor of Education Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia), serta tokoh pendidikan pendiri gerakan Indonesia Mengajar, Anies Baswedan.
Ketua Panitia ICIE 2016, Eny Rahma Zaenah, menjelaskan konferensi internasional pendidikan Islam merupakan kegiatan perdana ITTISHAL untuk memperkenalkan ITTISHAL kepada publik. Sebanyak 300 peserta dari dalam dan luar negeri telah mengonfirmasi kehadiran mereka dalam kegiatan ICIE. Para peserta berasal dari Indonesia, India, Sudan, Afrika Selatan, Mozambik, Swedia, Malaysia, Brunei Darussalaam, dan Kanada.
Menggalang peserta dari berbagai negara ini, kata Eny, menjadi salah satu tujuan dari pelaksanaan konferensi ITTISHAL untuk membangun jejaring antarsekolah Islam di seluruh dunia dalam wadah ITTISHAL. “Kami sadar bahwa kami tidak bisa ikut memajukan pendidikan Islam dari pendiri ITTISHAL. Kami ingin sekolah-sekolah islam yang menjadi anggota kami untuk bersinergi dan berkolaborasi untuk mengembangkan berbagai inovasi pendidikan untuk menciptakan generasi muslim yang unggul di masa depan,” jelasnya saat melakukan jumpa pers di Gedung Tiga Serangkai. Kamis, (6/10).
Ia menambahkan ITTISHAL menggalang pemikiran dari para pendidik dan peneliti tentang pendidikan Islam untuk memaparkan inovasi tentang pendidikan Islam dalam forum konferensi ini. “Dengan ini, kami ingin bersama-sama membangun jejaring untuk berkontribusi nyata pada pendidikan Islam di masa kini dan mendatang,” tambahnya.
Sesi paralel yang merupakan sesi untuk pemaparan hasil penelitian tentang pendidikan Islam, kata dia, menjadi salah satu magnet untuk para peserta menghadiri konferensi ini. “Hingga saat ini, kami telah mengumpulkan lebih dari 80 paper dari dalam dan luar negeri untuk dapat didiskusikan dalam sesi paralel. Alhamdulillah kami mendapat sambutan yang positif untuk konferensi perdana ini,” jelas dia.
Sebanyak enam ruang paralel telah disiapkan di lokasi konferensi untuk ruang diskusi tentang metodologi pendidikan, manajemen pendidikan, substansi pendidikan, SDM di dunia pendidikan, globalisasi dan perlindungan anak dalam pendidikan, serta implementasi pendidikan di dunia internasional. Paper para peserta yang memenuhi syarat penerbitan menurut rencana akan diterbitkan dalam jurnal ilmiah yang akan dipublikasikan di Universiti Teknologi Malaysia.
Selain itu, para peserta konferensi akan mengikuti kegiatan kunjungan sekolah di Sekolah Menengah Al Firdaus dan PPMI Assalaam serta city tour di Kota Solo. City tour akan diisi dengan kegiatan kunjungan ke Masjid Agung Surakarta, makan siang di Soga Restoran, dan kegiatan membatik di Kampung Batik Laweyan.
Eny Rahma, mengatakan kedepan ITTISHAL akan melaksanakan beberapa kegiatan rutin seperti konferensi pendidikan islam setiap dua tahun sekali, olimpiade sains Islami bagi siswa siswi di tingkat sekolah dasar hingga menengah, pertukaran guru dan pelajar, workshop bagi guru, dan kegiatan lainnya. “Yang jelas, ITTISHAL hanya bergerak di ranah pendidikan. Kami tidak akan berdiskusi tentang topik lain di luar pendidikan sehingga kegiatan ITTISHAL akan berkutat pada pengembangan pendidikan Islam melalui pengembangan SDM dan kurikulum pembelajaran berbasis Al Qur’an dan As Sunnah,” jelasnya. [RN]