JAKARTA, (Panjimas.com) – Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali menuai kecaman keras dari masyarakat, khususnya warga Ibu Kota. Kali ini, ucapannya yang dinilai menyinggung masalah SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) menjadi penyebabnya.
Kasus tersebut bermula ketika Ahok mengadakan kunjungan ke Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu pada 27 September lalu. Di sana, Ahok sempat menyampaikan arahan di hadapan masyarakat setempat. “Bisa saja dalam hati kecil Bapak Ibu enggak bisa pilih saya, ya kan dibohongi pakai Surat al-Maidah:51 macem-macem itu,” ujar Ahok ketika itu.
Pernyataan Ahok tersebut muncul direkaman video berdurasi 1 jam 48 menit 33 detik yang diunggah akun YouTube Pemprov DKI berjudul ’27 Sept 2016 Gub Basuki T Purnama Kunjungan ke Kep Seribu dlm Rangka Kerja Sama dgn STP’. Kalimat berbau SARA itu terdengar di menit 24 dari detik 15-23 pada rekaman itu.
Atas ucapannya itu, Ahok mendapat kritik keras dari sejumlah kalangan karena dianggap telah melecehkan Alquran. Bahkan, salah seorang warga Jakarta, Irfan Noviandana, pada Rabu (05/10) kemarin mulai membuat petisi di laman www.change.org yang ditujukan kepada sang gubernur.
Ada beberapa poin tuntutan yang diajukan Irfan lewat laman petisi tersebut. Poin yang pertama adalah menuntut permintaan maaf dan rasa penyesalan dari Ahok atas ucapannya yang dinilai melecehkan kitab suci umat Islam.
Poin kedua, meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) melakukan langkah serius untuk memperingatkan gubernur DKI Jakarta atas perbuatannya. Selanjutnya, di poin ketiga, Irfan meminta Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan teguran kepada Ahok agar tidak lagi memicu keresahan umat beragama.
Jika anda ingin berpartisipasi menandatangani petisi tersebut bisa dilihat di link berikut ini. [TM]