JAKARTA, (Panjimas.com) – Direktur Eksekutif Indonesia Resources Studies, Marwan Batubara mengatakan reklamasi merupakan salah satu proses jangka panjang yang dimana Cina ingin menguasai Indonesia. Menurutnya, penguasaan ekonomi dengan menguasai lahan adalah salah satunya.
“Lahan itu tidak cuma di kota-kota besar, perkebunan pun mereka sudah kuasai. Jadi, kalo diukur secara ekonomi 70-80 % mereka sudah menguasai kita,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Resources Studies, Marwan Batubara di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2016).
Hizbut Tahrir Indonesia melalui Halqah Islam dan Peradaban yang ke-66 menggelar acara dengan mengusung tema “Bahaya Cinaisasi di Balik Reklamasi Teluk Jakarta” di Aula DHN Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2016).
Turut diundang juga sebagai pembicara: KSAL TNI 2005-2007; Laksamana Madya (Purn) Slamet Soebijanto, Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI; Dr. Rizal Ramli, Ketua DPP HTI; Dr. Rahmat Karunia, Juru Bicara HTI; Ustadz Ismail Yusanto.
Selain penguasaan lahan di kota-kota besar dan perkebunan yang sudah Cina kuasai sekitar 70-80%, Marwan Batubara memandang, bahwa aspek ekonomi lainnya, yaitu daerah-daerah bisnis pun Cina kuasai.
Melanjutkan perkataannya, Direktur Eksekutif Indonesia Resources Studies, Marwan Batubara juga memberikan nasehat terhadap sikap pemerintah yang cenderung lebih tidak berpihak kepada rakyat miskin atau pribumi asli.
“Jangan orientasi kekuasaan dan rente, melupakan pribumi yang sangat-sangat miskin. Nanti, kita jadi budak di negeri sendiri akibatnya, karena pemimpinnya itu tidak punya komitmen yang kuat untuk rakyat banyak,” tuturnya.
Dalam kasus reklamasi tersebut, Marwan mengungkap, bahwa hanya ada dua kemungkinan yang melekat pada diri pemerintah saat ini.
“Kalau kita urut satu per satu dari presiden, presidennya bisa bagian dari Cina itu sendiri atau dia memang orientasinya cuma rente dan kekuasaan. Jadi, sudah tidak punya tanggung jawab moral.” Tandasnya. [DP]