KABUL, (Panjimas.com) – Mujahidin Taliban di Utara Afghanistan telah berhasil menyerbu wilayah strategis kota Kunduz, setahun setelah mereka dihalau dari Kunduz setelah sempat berhasil menguasainya.
Pada Senin dini hari (03/10), para mujahidin Taliban menyerbu kota Kunduz, ibukota Provinsi Tajikistan, dari 4 arah, pada sore hari Taliban akhirnya berhasil memasuki kota.
Kementerian Pertahanan Afghanistan belum mengkonfirmasi laporan dari penduduk setempat bahwa Taliban telah memasuki kota Kunduz, dan hingga kini tidak ada laporan resmi mengenai korban.
Ameerudin Wali, Anggota Dewan Provinsi, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa “para mujahidin (Taliban) telah menguasai alun-alun kota Kunduz dan mengibarkan bendera putih terkenal mereka.”
Ghulam Rabbani, anggota Dewan Provinsi lainnya, memperingatkan bahwa jika tidak ada kontingen militer Afghanistan yang segera tiba disana, ibukota provinsi benar-benar bisa jatuh ke tangan Taliban.
Serangan itu terjadi saat Presiden Mohammad Ashraf Ghani pergi untuk menghadiri konferensi di ibukota Belgia, Brussels, untuk membahas situasi di Afghanistan.
Juru bicara Resolute Support Mission in Afghanistan (Misi Dukungan Resolusi Afghanistan) yang dipimpin oleh NATO mengatakan pihaknya siap untuk menanggapi situasi yang berkembang.
Oktober lalu, serangan AS telah menewaskan 42 korban jiwa di Rumah Sakit yang dikelola Doctors Without Borders (MSF). Organisasi amal itupun akhirnya harus membatalkan perayaan untuk menandai Hari Jadi mereka karena situasi tak stabil saat ini.
Juru Bicara Pentagon, Kapten. Jeff Davis mengklaim pasukan AS memiliki “beberapa aset” di Kunduz, yang mencakup Pasukan Khusus “enabler” serta dukungan udara.
“Situasi masih terus berubah, kami terus mengamati dan bekerja dengan mitra Afghanistan kami,” kata Kapten Davis. “Mereka sedang menanggapi peningkatan aktivitas Taliban di daerah Kunduz.” [IZ]