BAGHDAD, (Panjimas.com) – Sebanyak 1.003 nyawa melayang akibat kekerasan yang terjadi di Irak bulan lalu, demikian menurut Pejabat Misi Bantuan PBB untuk Irak, UN Assistance Mission for Iraq (UNAMI).
Dalam sebuah laporan yang dirilis hari Ahad lalu (02/10), UNAMI melaporkan jumlah korban tewas termasuk 609 jiwa dari warga sipil, sementara korban luka-luka mencapai angka 1.159 pada bulan September.
Baghdad adalah Provinsi yang terkena dampak terburuk dengan jumlah sebanyak 1.127 korban sipil (289 tewas, 838 luka-luka), demikian pernyataan UN Assistance Mission for Iraq (UNAMI).
Menurut laporan itu, total sebanyak 394 pasukan Irak telah tewas dan 208 lainnya luka-luka pada bulan September.
Laporan ini, bagaimanapun, tidak termasuk korban dari Provinsi Anbar barat, di mana tentara Irak saat ini terlibat dalam pertempuran melawan kelompok Islamic State (IS).
Berbicara kepada Anadolu Agency, anggota Parlemen Irak Iskandar Witwit menyalahkan kelompok Islamic State (IS) atas tingginya angka kematian pada bulan September.
“IS sedang mencoba untuk menebus kerugian selama pertempuran dengan melakukan serangan-serangan terhadap warga sipil,” kata Witwit.
Pada bulan Agustus, 691 orang dilaporkan tewas dan 1.016 luka-luka, menurut UNAMI.
Irak telah menghadapi situasi kekosongan keamanan yang menghancurkan sejak pertengahan 2014, ketika Islamic State (IS) menyerbu kota utara Mosul sebelum mengambil tambahan wilayah di Irak dan tetangga Suriah. [IZ]