NEW YORK, (Panjimas.com) – Badan Pendanaan Anak-anak PBB, United Nations Children’s Fund (UNICEF) mengatakan sedikitnya 96 anak-anak tewas dan 223 anak lainnya menderita luka-luka di wilayah Timur Aleppo tercatat sejak hari Jumat (23/09) pekan lalu, dilansir oleh IINA.
“Anak-anak Aleppo kini sedang terjebak dalam situasi terburuk,” kata Wakil Direktur Eksekutif UNICEF, Justin Forsyth dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (28/09).
“Tidak ada kata-kata yang tersisa untuk menggambarkan penderitaan yang mereka alami,” imbuhnya.
Sistem pelayanan kesehatan di Timur Aleppo runtuh, ketika saat ini hanya terdapat 30 Dokter yang tersisa, hampir tidak ada lagi peralatan atau obat-obatan darurat untuk merawat para korban yang mengalami luka-luka atau cedera, dan jumlah kasus Anak-anak yang mengalami trauma psikologis semakin meningkat.
Seorang dokter di lapangan melapor kepada UNICEF bahwa anak-anak dengan kondisi kemungkinan bertahan hidup yang rendah, seringkali meninggal dunia hanya karena kapasitas dan persediaan obat-obatan yang sangat terbatas.
“Tidak ada yang bisa membenarkan serangan-serangan tersebut yang menargetkan anak-anak Aleppo, serangan itu adalah sikap total yang mengabaikan nyawa berharga serta kehidupan seorang manusia. Penderitaan – dan trauma menjangkiti kalangan anak-anak Aleppo, kondisi ini adalah situasi yang terburuk yang pernah kami lihat,” kata Justin Forsyth.[IZ]