MOSKOW, (Panjimas.com) – Kremlin mengatakan pada hari Senin (26/09) bahwa pihaknya prihatin dengan situasi di Suriah di mana pemerintah Rusia khawatir kelompok mujahidin Suriah menggunakan masa gencatan senjata untuk menyatukan kekuatan kembali dan menyusun serangan balik kepada pasukan Assad, seperti dilansir Reuters.
“Kremlin memandang situasi sebagai sangat rumit,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov saat konferensi pers dengan para wartawan.
“Kami terutama khawatir bahwa mujahidin menggunakan gencatan senjata untuk berkumpul kembali menyatukan kekuatan mereka, untuk mengisi gudang-gudang senjata mereka, untuk persiapan jelas demi melancarkan serangan.”
Gencatan senjata yang dimediasi oleh Moskow dan Washington gagal pekan lalu. Amerika Serikat menuduh Rusia pada hari Ahad, (25/09) melakukan tindakan barbarisme saat jet tempur pasukan Assad membombardir Aleppo, Moskow mengatakan berkahirnya peperangan di Suriah adalah suatu yang hampir mustahil.
Peskov mengatakan pasukan oposisi moderat belum lepas dari kelompok teroris, Peskov juga mengulangi tudingan Moskow atas kegagalan Amerika Serikat memenuhi janjinya untuk mengondisikan kelompok bersenjata moderat dan mempengaruhi mereka untuk melepaskan diri dari para pejuang Jihad.
“Karena belum ada pemisahan antara kelompok moderat dengan mujahidin, mereka terus memberi gangguan-gangguan, mereka terus melakukan serangan . Tentu peperangan melawan mujahidin sedang berlangsung, hal itu tidak boleh berhenti.”
Menteri Luar Negeri Perancis dan Inggris turut pula menggaungkan kritik AS terhadap Rusia pada hari Ahad (25/09), dengan mengatakan hal itu bisa menjadi kesalahan atas tindak kejahatan perang.
Peskov mengatakan kecaman Barat mungkin akan menghambat resolusi apapun atas krisis Suriah dan menyakiti hubungan bilateral dengan Rusia. Moskow melihat “benar-benar tidak ada prospek” untuk mengadakan pertemuan puncak di Suriah, imbuhnya.
“Sayangnya , gencatan senjata belum cukup efektif untuk saat ini,” kata Peskov.
Tapi tetap Moskow tidak kehilangan harapan . Dan yang lebih penting, kami tidak kehilangan kemauan politik untuk terus mencari upaya-upaya untuk mencapai proses stabil penyelesaian politik di Suriah, meski sejauh ini hal itu sangat sulit. [IZ]