GAZA, (Panjimas.com) – Kepala Biro Politik Hamas Khaled Meshaal mengatakan bahwa Ia tidak akan mencalonkan diri kembali tahun depan, dalam pemilihan Ketua Hamas, seperti dilansir MEMO.
“Khaled Meshaal akan menjadi mantan Kepala Biro Politik Hamas ‘tahun depan,” pungkasnya dalam pidato di ibukota Qatar, Doha, hari Sabtu (24/09).
Awalnya Ia tinggal di Yordania, kemudain Khaled Meshaal pindah ke Suriah pada tahun 1999. Ia pindah dari negara yang dilanda perang itu pada tahun 2012, dan telah tinggal di Qatar selama 4 tahun terakhir.
Laporan-laporan media sebelumnya mengatakan bahwa Wakil Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh berencana untuk maju dalam pemilihan Presiden Biro Politik Hamas yang akan datang, untuk menjadi suksesor Meshaal, ini terungkap dalam jajak pendapat internal Hamas.
“Pemilihan internal Hamas akan digelar tahun depan dan Kepala Biro Politik Hamas ‘ akan terpilih,” kata Meshaal.
Kesalahan
Sementara itu, Khaled Meshaal mengatakan bahwa Hamas telah melakukan kesalahan dengan menguasai wilayah Jalur Gaza.
“Kami salah ketika kami berpikir bahwa era [kelompok Palestina] Fatah telah pergi dan bahwa waktu Hamas telah datang,” pungkasnya.
“Fatah juga telah membuat kesalahan ketika mencoba untuk meminggirkan kami [Hamas],” kata Meshaal.
Hamas telah menguasai Jalur Gaza pada tahun 2007 setelah pertikaian mematikan antara kedua kelompok yang bersaing itu. Tak lama setelah Hamas menguasai wilayah Gaza, Israel memperketat operasi pengepunganya dan melumpuhkan hampir semua wilayah di Jalur Gaza, situasi ini sangat buruk dan empengaruhi mata pencaharian para penduduk Gaza.
Ketika Meshaal ditanyai tentang hubungan Hamas dengan Iran, Meshaal mengatakan “kelompoknya mengelola hubungan dengan Teheran dalam kerangka keseimbangan antara kebutuhan dan prinsip-prinsip”.
Meshaal mengakui bahwa Hamas telah kehilangan banyak dukungan “karena telah berpihak pada rakyat”.
“Hamas adalah kelompok pejuang dan membutuhkan setiap bagian dari persenjataan. Namun, kami masih berpihak dengan bangsa dan tidak meninggalkan posisinya meskipun grup itu menolak persenjataan,” imbuhnya. [IZ]