PARIS, (Panjimas.com) – Pemerintah kota Paris baru-baru ini mengungkapkan rencananya untuk membuka “taman khusus para nudis” (telanjang) di ibukota Perancis dalam waktu dekat ini dan rencana ini telah disetujui oleh Dewan Kota Paris, seperti dilansir Reuters.
“Kami harus menemukan tempat yang tepat dan kami tidak ingin mengecewakan siapa pun atau pihak manapun,” ujar Wakil Walikota Paris Bruno Julliard.
“Ini mungkin akan menjadi taman atau kebun,” kata Julliard kepada radio RMC.
“Ibu kota Eropa lainnya telah melakukannya (membuka taman khusus pehobi telanjang), baru-baru ini di Berlin,” imbuhnya.
Hal ini tidak biasa untuk melihat orang-orang berjemur di sepanjang tepi sungai Seine dan juga di beberapa taman pada hari-hari selama musim panas yang nyaman di Paris.
Politisi-politisi Partai Ekologi telah mengusulkan tentang rencana mereka selangkah lebih maju untuk mengakomodasi para warganya yang gemar telanjang.
Lac Daumesnil di tenggara Paris adalah salah satu lokasi yang diusulkan untuk sebuah taman nudis, mengutip laporan CNN.
Usulan itu diajukan oleh “Green Party” Paris.
Dalam pengajuan tertulis kepada Dewan Kota, para aktivis lingkungan hidup dari partai ekologi “Green Party” mengatakan Perancis adalah tujuan teratas di dunia untuk para nudis (orang-orang yang gemar telanjang), yang mana 2 juta warga Jerman, Belanda, Inggris dan Belgia datang ke negara itu hanya untuk melepas pakaian mereka dan bertelanjang ria.
Mereka juga menambahkan bahwa terdapat 155 pusat liburan alam di Perancis.
Menyatu dengan alam semakin populer di Paris, tapi bertelanjang di ranah publik melawan aturan hukum dan dapat dikenakan denda $ 15.000 dollar atau sampai dengan satu tahun penjara.
Kini terdapat satu lokasi di kota Parisyang memungkinkan peristiwa telanjag ria, yakni di kolam renang Roger Le Gall di 12th arrondissement, dan itu dibatasi pada hari Senin, Selasa dan Rabu malam.
Jacques Frimont, Wakil Presiden Asosiasi untuk Promosi Naturism di Liberty (APNEL), mengatakan kepada CNN: “Area ini terlalu kecil dan kolam renang itu (Roger Le Gall) ditutup selama musim panas Kami memiliki sekitar 1.000 anggota dan jumlah kami terus meningkat..”
“Kami tidak memiliki lokasi yang tepat dulu, tapi kami berpikir “Lac Daumesnil,” kata Frimont.
“Terdapat air, dan kami akan dapat mengambil handuk dan berbaring. Mudah-mudahan kita akan dapat menetap di sana selama musim panas 2017.”
Pemerintah sudah memiliki rencana untuk mengubah danau ke zona renang umum.
Denis Porquet, anggota dari Asosiasi Komite Nudis Paris (ANP) mengatakan kepada surat kabar Prancis ”20 Minutes” bahwa kolam renang itu terlalu kecil, dan ditutup di musim panas.
Porquet mengatakan ada 150 orang di sana pada malam 21 September dan tempat itu terlalu sempit.
“Kami melakukan tindakan “telanjang” dengan penuh semangat. Seorang yang cabul seksual adalah seseorang yang mengganggu tetangganya dengan masturbasi di depan umum, misalnya,” katanya. “Para Nudis hanya ingin melepas pakaian-pakaian mereka.”
Kebijakan pemerintah kota Paris yang mengagung-agungkan kebebasan dan aspirasi individu ini terutama pada para warganya yang gemar bertelanjang ini, berbanding terbalik jika itu terkait aspirasi umat Islam.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Perancis telah melarang pemakaian jilbab di sekolah-sekolah dan dan universitas-universitas di Perancis.
Jilbab dianggap simbol agama, dan bertentangan dengan prinsip-prinsip sekuler yang dianut Perancis.
Makanan halal juga dilarang disediakan bagi siswa Muslim karena dianggap sebagai intervensi Islam di sekolah-sekolah. Toko halal milik Muslim bahkan dipaksa menjual Miras dan daging babi.
Yang terbaru, burkini (pakaian renang Muslim) juga telah dilarang di pantai-pantai di Perancis.
Sungguh Ironis, Pemerintah kota Paris malah berencana membuka taman khusus para nudis (orang-orang yang gemar telanjang). Tampaknya moralitas dan rasionalitas para politisi Perancis telah tumpul dan kebencian terhadap Islam begitu digaungkan sebagai alat politik.
Bahkan sejak Desember tahun lalu, Otoritas Kementerian Dalam Negeri Perancis telah menutup 20 Masjid dan Musholla.
Tercatat terdapat 2.500 Masjid dan Mushalla di Perancis, sekitar 120 Masjid di antaranya diklaim pemerintah Perancis telah menyebarkan ajaran radikal.[IZ]