IDLIB, (Panjimas.com) – “70 truk bantuan kemanusiaan berhasil didistribusikan pada hari Ahad, (25/09) ke 4 kota di Suriah untuk pertama kalinya selama hampir enam bulan,” demikian pernyataan Komite Palang Merah Internasional, International Committee of the Red Cross (ICRC), dilansir oleh Reuters.
ICRC mengatakan bahwa konvoi bantuan kemanusiaan telah dikirim ke Madaya dan Zabdani yang terletak di dekat Damaskus serta ke desa al Foua dan Kefraya di Provinsi Idlib, wilayah barat laut.
Kota Madaya, terletak di dekat perbatasan dengan Libanon, kota ini memiliki populasi sekitar 40.000 orang dan mereka telah dikepung oleh pasukan rezim Syiah Nushairiayah Bashar al-Assad selama enam bulan.
Sementara itu, Zabadani memiliki sisa penduduk berjumlah 1.000 orang.
Kefraya dan al-Foua, di Provinsi Idlib di barat laut Suriah, berpenduduk sekitar 20.000 orang, menurut perkiraan PBB dan kedua daerah itu telah dikepung oleh pemberontak sejak April tahun 2015.
Hari Kamis pekan lalu (22/09) operasi konvoi bantuan kemanusiaan PBB di Suriah kembali ditunda selama 48-jam karena serangan-serangan mematikan terhadap konvoi kemanusiaan, serangan ini membuat berang Sekjen PBB Ban Ki Moon, yang mengecam keras insiden serangan itu.
Badan Dunia telah menangguhkan pengiriman darat bantuan kemanusiaan setelah 31 truk konvoi diserang Senin lalu di Urem al-Kubra di Aleppo Barat. Bulan Sabit Merah Suriah mengatakan seorang anggota staf dan sekitar 20 warga sipil tewas sementara sebuah gudang hancur.
Kecaman Keras Sekjen PBB
“Hadir dalam Aula Markas PBB saat ini, adalah perwakilan dari pemerintah yang telah mengabaikan, bahkan memfasilitasi, mendanai, berpartisipasi di dalamnya ataupun bahkan merencanakan dan melaksanakan kekejaman yang ditimbulkan oleh semua pihak dalam konflik Suriah terhadap warga sipil,” kata Sekjen PBB Ban Ki Moon pada pembukaan Sidang Majelis Umum PBB.
Ban menekankan bahwa tidak ada solusi militer di Suriah, Ia pun mencatat bahwa banyak kelompok yang telah membunuh banyak orang tak bersalah di negara yang dilanda perang itu akan tetapi rezim Suriah telah berubah menjadi rezim terburuk karena terus menerus mengebom warga sipil dengan bom-bom barel dan secara “sistematis menyiksa ribuan tahanan.”
“Patron-patron kuat yang tetap memberi makan mesin-mesin perang juga memiliki “darah” di tangan-tangan mereka,” imbuhnya.
Sekretaris Jenderal PBB juga mengecam serangan udara terhadap konvoi bantuan kemanusiaan Bulan Sabit Merah PBB-Suriah. Ban menyebutnya sebagai “tindakan yang memuakkan, biadab, dan serangan tersebut tampaknya disengaja”.
Ban juga mendesak para pemimpin dunia untuk menahan para pelaku serangan yang bertanggungjawab atas kejahatan-kejahatan mereka.
PBB kemudian menangguhkan akses konvoi bantuan ke Suriah setelah serangan itu. “Saya meminta bagi semua pihak yang memiliki pengaruh untuk mengakhiri pertempuran dan memulai pembicaraan,” tegasnya.
“Masa depan Suriah tidak harus diserahkan pada nasib satu orang”. Ban juga menyebutkan beberapa konflik lain di seluruh dunia dari Ukraina ke Myanmar, lebih lanjut Ban juga mengatakan kepada para pemimpin dunia :”Layani orang-orang Anda. Jangan menumbangkan demokrasi; janganlah mencuri sumber daya negara Anda; dan janganlah memenjarakan dan menyiksa para kritikus Anda. ” [IZ]