JAKARTA (Panjimas.com) – Mahfud MD pernah menyambangi padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Itu terjadi pada Pilpres lalu dan dia diajak Marwah Daud Ibrahim yang merupakan Ketua Yayasan Dimas Kanjeng.
Mahfud membeberkan, saat bertemu itu dirinya sudah tidak yakin Dimas Kanjeng memiliki kemampuan seorang kiai. Menurutnya Dimas Kanjeng tidak fasih membaca salam, salawat, dan doa-doa.
Mahfud melihat justru padepokan di Probolinggo itu lebih seperti tempat klenik, bukan pesantren. Di sana juga ada yang datang untuk menggandakan uang, termasuk dari kalangan jenderal.
“Saya yang klenik-klenik gitu enggak percaya saya. Katanya ada beberapa jenderal banyak gandakan uang di situ, itu yang saya dengar, saya kan kayak gitu muak juga, kayak apa ini zaman sekarang kok masih ada orang berlaku begitu kok masih ada yang percaya,” terangnya, Selasa (27/9/2016).
“Wah banyak lah yang disebut-sebut di situ,” tambahnya saat ditanya apakah Jenderal TNI atau Polisi.
Karena itu, Mahfud juga mengimbau kepada masyarakat luas agar lebih cerdas dan tidak percaya dengan penggandaan uang tersebut.
“Ini zaman sudah begitu maju ya, jadi masyarakat itu jangan mudah percaya dengan cara-cara klenik seperti itu,” urainya. [AW/detik]