JAKARTA (Panjimas.com) – Calon Gubernur DKI Basuki T Purnama menantang siapa pun yang akan menjadi pesaingnya untuk adu program.
Calon incumbent yang beken disapa dengan panggilan Ahok itu tak mau diserang dengan isu suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA).
Ahok mengatakan hal itu dalam jumpa pers bersama wakilnya, Djarot S Hidayat, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, serta ketua tim pemenangannya, Nusron Wahid di Jakarta, Rabu (21/9). “Jangan tak pilih saya karena Almaidah 51,” ujar Ahok.
Surat Almaidah ayat 51 adalah ayat dalam Alquran yang melarang umat Islam memilih calon pemimpin dari kalangan Nasrani dan Yahudi.
Bunyi lengkapnya adalah Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
Ahok menegaskan, pilkada DKI merupakan ujian bagi Bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar. Ia mencontohkan Amerika Serikat yang punya semboyan E Plurubis Unum yang artinya dari banyak menjadi satu.
Menurutnya, Indonesia dengan Bhinneka Tunggal Ika juga bisa menjadi bangsa yang besar seperti halnya AS.
Bahkan Indonesia bisa lebih cepat ketimbang AS untuk menjadi bangsa yang besar. “Amerika Serikat butuh 200 tahun,” tegasnya.
Selain itu Ahok juga mengatakan, jika perbedaan bisa diterima secara baik maka Indonesia akan menjadi bangsa yang besar.
“Saya senang karena ditakdirkan untuk menentukan apakah bangsa ini bisa menerima lambang Garuda Pancasila dengan baik,” katanya. [AW/jpnn]