JAKARTA (Panjimas.com) – PDIP resmi mendukung Gubernur pejawat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Penunjukkan Ahok sebagai gubernur melewati beragam drama, dari mulai sang Gubernur yang tak mau diusung parpol, sampai akhirnya merapat ke PDIP. Nama Risma juga sempat disebut-sebut akan dicalonkan sebagai gubernur DKI.
Berikut sejumlah pernyataan Ahok yang berubah-ubah dari waktu ke waktu, dari mulai menolak partai sampai merapat ke rumah Megawati.
20 Maret 2016, Ahok Pilih Jalur Independen, Nilai Partai Lamban
Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok mengungkapkan mengapa dirinya lebih pilih jalur independen dalam Pilgub DKI 2017. Menurutnya, partai politik terlalu banyak berpikir untuk menggaetnya sebagai bakal calon gubernur.
”Partai yang memutuskan untuk mendukung sangat lambat. Saya lebih cocok profesional daripada politik, karena tidak punya uang,” kata Ahok saat menghadiri pelantikan pengurus Nasdem, di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (20/3).
Namun, dia menyebutkan, Nasdem adalah salah satu partai yang tidak butuh waktu lama untuk mendukungnya. Ia mengaku telah kenal dengan Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh, sejak menjabat sebagai Bupati Belitung Timur.
Dirinya juga bercerita, Surya Paloh merupakan teman dari bapaknya. Ahok pun terlibat menjadi deklarator ormas Nasdem. Bahkan, saat ini adiknya juga menjadi pengurus Partai Nasdem.
24 Mei, Ahok Konsisten Pilih Jalur Independen, tak Mau Kecewakan Teman Ahok
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan belum berminat menjadi kader salah satu partai mana pun. Padahal sinyal dukungan partai Golkar nampak menguat padanya.
Basuki alias ahok mengatakan tetap ingin konsisten pada jalur dukungan dari Teman Ahok. Sehingga ia belum mau menerima pinangan dari partai manapun.
“Saya tidak bisa diusung Partai. Kalau mau ikut, dukung teman Ahok, karena teman Ahok sudah bekerja. Kita enggak mau ngecewain mereka,” katanya kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (24/5).
Di sisi lain, ia optimistis dukungan dari Golkar sudah pasti diperoleh olehnya. Sebab ia menyebut selama ini sudah berteman lama dengan para pengurus Golkar.
27 Juli, Ahok Pilih Partai Politik daripada Teman Ahok
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akhirnya memastikan jalur mana yang ditempuh dalam Plgub DKI 2017. Ia lebih memilih jalur partai politik (parpol) ketimbang jalur independen bersama Teman Ahok.
Basuki alias Ahok menyadari perjuangan parpol juga besar untuk membantu Teman Ahok mengumpulkan sejuta KTP. Selain itu, ia merasa proses pemberian dukungan parpol pun tidaklah sulit. Sehingga ia berkesimpulan parpol serius mendukungnya.
“Kita lihat perjuangan Teman Ahok banyak teman parpol yang diam-diam dukung. Dan ketika Teman Ahok bikin surat dukungan, dibuat juga cepat. Saya kira baru kali ini parpol buat surat dukungan cepat sekali ketika teman-teman bilang butuh surat dukungan, langsung semua bikin. Saya benar-benar lihat parpol menghargai anak-anak muda, dan teman-teman Ahok menghargai parpol,” katanya di Sekretariat Teman Ahok, Rabu (27/7).
Ahok meyakini, jika dirinya bekerja benar, tak menerima suap dan bekerja buat rakyat, maka pasti akan memperoleh pendukung. Ia merasa optimistis bahwa ketiga parpol pendukungnya, yaitu Nasdem, Hanura dan Golkar mampu menunjukkan keseriusan dukungan.
“Makanya saya mau uji coba, dan ini sudah berhasil. Partai sudah membuktikan bukan cuma ngomong, dari dulu kan sudah pribadi-pribadi mendukung. Jadi malam ini saya sudah bilang, kita juga harus menghargai parpol, teman-teman seperti ini. Juga Teman Ahok saya sudah bilang, sudah kita pakai parpol saja lah,” tegasnya.
17 Agustus Temui, Ahok Temui Megawati
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto mengungkapkan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah menemui Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarno Putri, sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta. Dalam kunjungan tersebut, ia melanjutkan, Ahok juga didampingi Djarot Saiful Hidayat.
“Benar, kemarin bertempat di DPP di Diponegoro, Ibu Ketum menerima kunjungan dari Basuki Tjahaja Purnama. Kunjungan Pak Ahok dalam kapasitas sebagai bakal calon gubernur,” kata dia di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (18/8).
Hasto menuturkan, maksud kunjungan Ahok, yakni untuk mendapat dukungan dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2017 mendatang. Dalam pertemuan tersebut, ia melanjutkan, terjadi komunikasi politik yang prinsipnya merupakan bagian dari proses kelembagan partai untuk menetapkan siapa yang akan dicalonkan dalam Pilkada.
18 Agustus, Ahok: Megawati Dukung Saya
JAKARTA — Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sebenarnya sudah lama ingin mendukungnya.
Basuki alias Ahok mengatakan, Rabu (17/8) menemui Mega untuk meninjau DPP PDIP. Sebab, selama ini Ahok belum pernah menyambangi kantor pusat PDIP.
“Dia (Mega) ledek saja, ini kita sudah bilang ada opsi Ahok-Djarot, tapi Ahok-Djarot nggak pernah lihat DPP kayak apa pun, nggak tahu. Ya sudah aku bilang kalau begitu kita datang ke DPP deh. Dia libur kemarin kan,” katanya di Balai Kota, Jakarta (18/8).
Dalam pertemuan itu, ia dan Mega mengaku berbicara santai. Ketika itu pula, Ahok menyadari kalau Mega sebenarnya ingin mendukungnya. Namun terkendala mekanisme parpol yang harus ditempuh Ahok.
“Jadi intinya, Ibu secara pribadi dari dulu kan mau dukung, tapi secara partai ada prosedural macam-macam. Nah untuk teknisnya bagaimana ya saya kira Mas Hasto Sekjen, yang akan mengatur, memilih apakah akan memutuskan Ahok-Djarot atau pasangan yang lain, kita nggak tahu,” ujarnya.
20 September, Ahok Datangi Rumah Mega
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendatangi rumah Megawati Soekarno Putri di Jalan Teuku Umar No.27. Ia tak banyak komentar dan menjawab pertanyaan wartawan. “Gak tahu interview kali,” ujar Ahok, di Balai Kota, Selasa (20/9).
Ahok tiba dengan mobil Land Cruizer berwarna hitam. Ia tiba di depan rumah Megawati pada Pukul 17.25 WIB. Turut hadir Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Bambang D.H., Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Wagub Djarot Saiful Hidayat, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, dan Kepala Sekjen Bidang Internal PDIP Tutut Adiyanto.
20 September, PDIP Dukung Ahok
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akhirnya mengumumkan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. PDIP resmi mengusung pejawat (incumbent) Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.
“Selamat datang Pak Ahok. Selamat Pak Djarot,” kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Selasa (20/9) kepada Ahok dan Djarot saat memasuki ruangan PDIP.
Ahok tampak menggunakan baju batik berlengan panjang. Sedangkan Djarot menggunakan baju partai berwarna merah. Keduanya duduk bersama calon-calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung PDIP pada Pilkada 2017. [AW/ROL]