JAKARTA, (Panjimas.com) – PP Persatuan Muslim Indonesia (PARMUSI) berupaya menghilangkan perpecahan yang sering terjadi antar umat Islam di Indonesia. Ketua Umum PARMUSI Usamah Hisyam menegaskan melalui empat program yang diusungnya dapat menyatukan perpecahan umat Islam di Indonesia. Keempat program itu dakwah, sosial, ekonomi dan pendidikan.
“Melalui empat program, in shaa alloh dapat menghilangkan perpecahan umat Islam yang sering terjadi di masyarakat,” katanya saat konferensi pers di Kantor PP PARMUSI, Kebagusan, Jakarta Selatan.
Usamah melanjutkkan dalam MUKERNAS bulan Oktober nanti akan secara total membahas persatuan umat, dengan tema “Merajuk Persatuan Umat”.
“Masalah perpecahan merupakan masalah penting. Oleh karena itu kami akan berusaha memberikan solusi untuk menjalin ukhuwah islamiyyah,” ujarnya.
Selain itu, Usamah mengatakan, dalam bidang ekonomi, PARMUSI berharap tiap kader mampu mengembangkan satu produk di daerahnya minoritas Muslim seperti Papua atau NTT. Tujuannya, agar roda ekonomi umat Muslim disana dapat berputar.
“Kita harap mereka gerakan ekonomi rakyat syariah. Kita kerja sama dengan BRI syariah dalam terbitkan kartu tanda anggota yang sinergi dengan BRI. Dengan kartu itu, bisa mengakses pembiayaan dari BRI,” pungkasnya.
Dia menjelaskan, nantinya kerja sama antara kader dengan BRI berbentuk business to business (B to B). Namun, dia mengakui, program ini masih minim publikasi. Sehingga, pihaknya berharap, para kader mampu menyosialisasi program tersebut. Adapun mengenai dana pinjaman dari BRI, ada syarat yang harus dipenuhi.
“Kebijakan ini belum tersebar secara nasional, anggotanya baru ribuan saja. Tapi syaratnya harus anggota PARMUSI, kasih setoran awal ke BRI, potong uang pangkal, uang anggota PARMUSI dan punya usaha untuk dibiayai,” ujarnya.
Usamah pun menjanjikan PARMUSI akan memantau anggotanya yang berbisnis. Sehingga, nantinya diharapkan ada evaluasi agar bisnis tersebut terus berjalan. “Kami ada data online di BRI syariah laporkan perkembangan bisnis anggota. Ini baru jalan Juni 2015,” ujarnya. [TM]