WASHINGTON, (Panjimas.com) – Council on American-Islamic Relations (CAIR), Organisasi advokasi dan pembelaan hak-hak sipil Muslim terbesar di AS, baru-baru ini merilis laporan yang menyebutkan bahwa tahun 2016 menjadi salah satu tahun terburuk yang pernah ada terkait insiden serangan-serangan anti-Masjid, dengan total mencapai 55 kasus yang tercatat pada pertengahan September tahun ini, seperti dilansir IINA.
“Tren peningkatan kekerasan yang menargetkan komunitas Muslim AS ini sangatlah “menggangu, menyusahkan dan menyebabkan penderitaan,” kata Direktur Eksekutif Nasional CAIR Nihad Awad.
“Sangat penting bagi calon Presiden AS dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya untuk menyatukan Amerika melawan wabah kebencian ini. Setiap rakyat Amerika harus bisa mengamalkan agamanya tanpa rasa takut akan bahaya ataupun intimidasi.”
Awad menambahkan, “Kami merilis informasi ini yang mana tahun 2016 sekarang ini menjadi salah satu tahun terburuk pada catatan untuk insiden serangan yang menargetkan Masjid-Masjid di AS.”
Dalam dua minggu pertama bulan September saja, dilaporkan terdapat 3 insiden yang menargetkan Masjid. Yang paling merusak ini adalah serangan di sebuah Masjid Islamic Center di Florida, di mana Masjid itu sengaja dibakar dan tersangka telah ditangkap.
Mayoritas insiden serangan di tahun 2016 adalah kekerasan kebencian dan serangan fisik, ditandai dengan aksi-aksi intimidasi, kekerasan fisik dan perusakan properti Masjid, seperti aksi perusakan secara sengaja ataupun vandalisme.
CAIR, organisasi yang berbasis di Washington ini mencatat kenaikan insiden serangan Anti-Masjid setidaknya sebagian besar karena andil retorika Islamophobia yang digunakan oleh tokoh masyarakat seperti Donald Trump dan tokoh konservatif lainnya.
Tahun 2015 lalu, CAIR telah mencatat dan mendokumentasikan 79 kasus laporan serangan Anti-Masjid.[IZ]