KAIRO, (Panjimas.com) – Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan hari Jumat (16/09) bahwa pemerintahan Mesir mendukung Tentara Nasional Libya (LNA) dan pemimpinnya Jenderal Khalifa Haftar atas pergerakan yang dibuat Komandan Militer Libya itu untuk menjaga stabilitas di Libya dan mengamankan kekayaan minyak negara itu.
Saat berbicara dengan Middle East News Agency, Menlu Shoukry mengatakan, “Mesir mendukung penuh gerakan tentara Libya untuk menjaga keamanan dan stabilitas Libya dan untuk mengamankan kekayaan minyaknya.”
Pada hari Rabu (14/09) LNA (Libyan National Army) menguasai empat terminal minyak utama Libya, yakni Ras Lanuf, Es Sider, Zueitna dan Brega, dari rivalnya, Pemerintah yang didukung PBB, Government of National Accord (GNA) dalam perjuangan perebutan aset energi.
Serangan militer Libya itu mencegah pengiriman atau ekspor minyak pertama kali Libya tahun ini. Selain itu tindakan militer Libya dalam merebut aset energi telah diakui sebagai upaya Jenderal Khalifa Haftar untuk menegaskan kekuasaannya atas GNA (Government of National Accord) dan membuktikan bahwa LNA (Libyan National Army) masih menjadi pemain utama di Libya.
Sebuah pernyataan yang dirilis pada tanggal 12 September oleh Kepala Misi Dukungan PBB di Libya menyatakan, “Serangan atas terminal minyak lebih lanjut telah mengancam stabilitas Libya dan menyebabkan perpecahan yang lebih besar dari negara itu. Mereka [LNA] membatasi ekspor minyak dan menambah penderitaan bagi rakyat,”
Kepala Misi PBB di Libya juga menyatakan bahwa GNA (Government of National Accord) harus dihormati sebagai otoritas eksekutif tunggal di negeri ini.
Pemerintah Perancis, Jerman, Italia, Spanyol, Inggris dan Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan bersama mengutuk serangan terhadap empat terminal minyak di Libya, Mesir telah meminta AS dan 5 pemerintahan negara Eropa itu untuk menarik pernyataan mereka dengan alasan bahwa pernyataan itu tidak memperhitungkan situasi internal di Mesir. [IZ]