JAKARTA, (Panjimas.com) – Panitia Tabligh (silaturahim) Akbar dan Doa untuk Kepemimpinan ibu kota Negara memberikan siaran persnya terkait pembatalan kegiatan yang dilakukan secara sepihak oleh pihak Masjid Istiqal.
“Dari pihak panitia sebenarnya sudah memenuhi segala syarat administrasi namun mengapa pihak Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) tetap ngotot dengan keputusannya meski semua tokoh umat sudah mencoba mendatangi untuk melakukan klarifikasi.” Ujar Jayadi Hasan, Jumat (16/9).
Terkait hal itu Panitia meminta kepada seluruh umat Islam tetap dianjurkan untuk sholat dhuhur berjamaah di Masjid Istiqlal.
Hal itu bertujuan untuk meningkatkan silaturahim dan kebersamaan umat Islam dan mendukung kepemimpinan muslim di Ibu Kota Negara.
Panitia juga berharap agar tetap menjaga marwa Masjid Istiqlal sebagai masjid bersama umat Islam.
“Kita tidak boleh dibenturkan dengan pihak manapun termasuk pihak masjid Istiqlal dengan tokoh dan elemen umat Islam. Sebab tujuan silaturahim adalah untuk mengokohkan persatuan umat Islam” katanya.
Jayahid Hasan menambahkan, agar saat melakukan sholat berjamaah umat Islam Islam tidak membawa atribut organisasi atau partai baik berupa alat peraga, spanduk atau seragam. Namun diminta untuk mengenakan pakaian putih.
Umat Islam juga dihimbau untuk menjaga ketertiban, keamanan dan persatuan umat.
“Dengan jalan seperti ini menunjukkan bahwa jalan perjuangan untuk kepemimpinan ibu kota Negara membutuhkan kerja keras dan persatuan yang lebih kuat lagi” pungksnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, acara bertajuk Silaturrahim Akbar dan Do’a Untuk Keselamatan Ibukota akan digelar di Masjid Istiqlal Jakarta, pada Ahad, 18 Januari 2016 pukul 13.00-17.00.
Beberapa tokoh Nasional akan menghadiri acara tersebut seperti KH. Abdul Rasyid, Prof. DR. KH. Didin Hafidhuddin, Hidayat Nur Wahid, Amin Rais, Ustadz Bachtiar Nasir, Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin, Habib Rizieq Syihab, Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz Fahmi Salim, Derri Sulaiman, dan Sastrwan Taufiq Ismail. [RN]