TEL AVIV, (Panjimas.com) – Militer Israel pada hari Selasa (13/09) membantah klaim pemerintah Suriah bahwa jet tempurnya telah berhasil ditembak jatuh oleh pasukan Assad di provinsi Quneitra, bagian barat daya Suriah, dilansir oleh Anadolu.
“Dalam semalam, 2 rudal telah diluncurkan dari Suriah setelah misi semalam yang menargetkan posisi artileri milik militer Suriah,” demikian pernyataan militer Israel.
“Dalam hal ini tidak membahayakan keselamatan IDF, Israel Defense Forces [Pasukan Pertahanan Israel] pesawat.”, jelas jubir IDF.
Pernyataan itu disampaikan IDF untuk menanggapi klaim oleh Departemen Pertahanan Suriah yang mengatakan “pasukan pertahanan udara berhasil menjatuhkan sebuah jet militer Israel di barat daya Quneitra serta pesawat pengintai di bagian barat kota Sasa.”
Juru bicara militer Israel Avichay Adraee mengumumkan sebelumnya pada Selasa (13/09) bahwa pasukan Israel menyerang posisi rezim militer Suriah di dataran tinggi Golan, dalam menanggapi bom shell jenis proyektil yang jatuh karena sebuah kesalahan di dalam wilayah Israel.
Pekan lalu, jet-jet tempur Israel menyerang posisi-posisi artileri Suriah setelah sebuah bom shell menghantam sisi Israel di wilayah Dataran Tinggi Golan.
Wilayah Dataran Tinggi Golan telah diambil alih Israel selama perang Timur Tengah tahun 1967 dan secara resmi dianeksasi (dicaplok) oleh Israel pada tahun 1981 dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui secara internasional.
Sejak penandatanganan perjanjian pelepasan 1974 antara Suriah dan Israel, garis gencatan senjata telah memisahkan wilayah yang dicaplok Israel, yakni dataran tinggi Golan dari zona penyangga yang dikelola Suriah.
Perjanjian tersebut menyerukan kedua negara, Suriah dan Israel untuk menahan diri dari semua aksi militer di daerah tersebut, sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 339 tahun 1973. [IZ]