SRINAGAR, (Panjimas.com) – Delegasi pejabat tinggi India pada hari Ahad, (04/09) dilaporkan mengunjungi lembah Kashmir yang disengketakan. Kunjungan ini berlangsung ditengah aksi protes pro-kemerdekaan oleh Muslim Kashmir, sementara bentrokan antara pasukan keamanan India dan kelompok Muslim Kashmir telah menyebabkan ratusan orang mengalami luka-luka, seperti dilansir Anadolu.
Sementara itu, saat terjadi pertemuan antara 28 anggota parlemen India dengan perwakilan dari partai politik pro-India, para pimpinan aksi pro-kemerdekaan Kashmir memboikot delegasi pejabat India itu.
Dalam pernyataan bersama, pemimpin aksi pro-kemerdekaan Kashmir, Syed Ali Shah Geelani, Mirwaiz Umar dan Yasin Malik menyatakan bahwa mereka tidak bisa melihat atas dasar tujuan apa untuk bertemu dengan delegasi India, yang juga dinilai “tidak memiliki mandat atas setiap keterlibatan pada agenda yang jelas.”
“Metode penipuan dengan dalih manajemen krisis melalui delegasi Parlemen India ini tidak dapat menggantikan dialog transparan berbasis agenda yang sungguh-sungguh murni untuk mengatasi permasalahan inti dari hak rakyat [Muslim] untuk menentukan nasib sendiri di Jammu dan Kashmir,” jelas pernyataan bersama para pemimpin gerakan kemerdekaan Kashmir itu.
Anggota-anggota Parlemen India berharap untuk dapat bertemu dengan para pemimpin gerakan kemerdekaan Kashmir, baik para pemimpin yang telah dipenjarakan atau yang saat ini berada dalam tahanan rumah selama dua bulan terakhir, dengan tujuan untuk meyakinkan mereka agar menghentikan aksi dan gerakan mereka selama 58-hari.
Sementara para delegasi Parlemen India berbicara tentang pemulihan situasi “normal” di jalanan setelah dua bulan lamanya terjadi insiden bentrokan mematikan, sebagian besar warga Kashmir mengatakan bahwa India harus mengakui dan mangabulkan tuntutan politik mereka.
“Siapa yang menggangu perdamaian dan situasi normal kami? Kami melakukannya untuk kami sendiri,” kata Ishtiyaq Ahmad Sofi, seorang demonstran di Srinagar mengatakan kepada Anadolu Agency.
“Dan mengapa? Karena bukan perdamaian yang kami inginkan. Ini adalah pendudukan dan perbudakan. Mereka [India] ingin kami untuk menghentikan perjuangan kami dan mengembalikan situasi normal dengan dalih dan istilah mereka, tanpa menanggapi tuntutan politik kami yang sesungguhnya.”, pungkas seorang warga Kashmir, Ahmad Sofi.
Sementara itu jauh dari pertemuan delegasi pejabat India di Srinagar, dilaporkan bahwa puluhan ribu warga Kashmir berkumpul untuk melakukan aksi protes pro-kemerdekaan di Kashmir bagian selatan. Menurut laporan rumah-rumah sakit di seluruh wilayah Kashmir, sekitar 400 orang menderita luka-luka akibat ditembaki oleh pasukan keamanan India.
Setidaknya 73 warga sipil Kashmir telah tewas dan lebih dari 8.400 terluka sejak tanggal 8 Juli lalu akibat mereka ditembaki oleh pasukan India pada saat melakukan aksi protes pro-kemerdekaan Kashmir.
Kashmir, merupakan wilayah Himalaya dengan mayoritas penduduk Muslim. Sebagaimana diketahui, Dataran Kashmir merupakan wilayah sengketa yang diklaim oleh India maupun Pakistan.
India dan Pakistan telah terlibat dalam tiga peperangan di tahun 1948, 1965, dan 1971, sejak wilayah itu terpecah di tahun 1947, dimana kemudian berdiri Republik Islam Pakistan. Sejak saat itu, kedua negara berkonflik dan bersengketa atas wilayah Kashmir.
Sejak tahun 1989, kelompok-kelompok perlawanan Kashmir di wilayah yang dikuasai India (IHK), telah berjuang melawan kekuasaan India demi kemerdekaan atau penyatuan wilayah Kashmir dengan negara Pakistan.
Lebih dari 70.000 warga Kashmir telah tewas sejauh ini dalam kekerasan disana, sebagian besar dari mereka tewas dibunuh oleh pasukan India. Untuk diketahui, pemerintah India mengerahkan lebih dari setengah juta prajurit militer di wilayah Kashmir yang dikuasai India (IHK).
Selain itu ada bagian dari wilayah Kashmir yang juga dipegang oleh China. [IZ]