COBANBEY, (Panjimas.com) – Kendaraan-kendaraan lapis baja milik Angkatan Bersenjata Turki dilaporkan telah memasuki kota Cobanbey, Suriah yang terletak di provinsi Aleppo. Pergerakan militer Turki di Suriah ini merupakan bagian dari Operasi Turki “Euphrat Shield” yang bertujuan menghalau kelompok Islamic State (IS) agar dapat keluar dari wilayah perbatasan, menurut sumber-sumber militer Turki, hari Sabtu (03/09), dilansir oleh MEMO.
Sumber, yang berbicara dengan syarat anonim,mengatakan bahwa pasukan FSA (Free Syrian Army) yang disokong oleh militer Turki, dilaporkan berhasil menguasai kota Cobanbey, yang terletak di dekat perbatasan Turki di provinsi Aleppo .
Kota Cobanbey, yang berbatasan dengan kota Azaz merupakan wilayah yang dikendalikan oleh kekuatan oposisi, kota ini seringkali berpindah tangan dibawah kendali FSA dan ISIL.
Operasi Euphrates Shield, yang diluncurkan pada 24 Agustus lalu, bertujuan untuk meningkatkan keamanan, mendukung pasukan koalisi pimpinan AS dan menghilangkan ancaman teror di sepanjang perbatasan Turki dengan menyokong kelompok FSA (Free Syrian Army) yang telah disuplai alat-alat persenjataan dari Turki, baik artileri-artileri berat dan jet-jet tempur.
Operasi ini sejalan dengan hak-hak Turki untuk membela diri yang tercantum dari perjanjian internasional dan mandat yang diberikan kepada angkatan bersenjata negara itu oleh Parlemen Turki pada tahun 2014 dan diperpanjang satu tahun lagi pada September 2015.
Operasi-operasi militer oleh Angkatan Bersenjata Turki, telah lama aktif untuk memerangi ISIL, dan beberapa operasi telah memberikan kontribusi signifikan terhadap upaya berkelanjutan dari koalisi internasional pimpinan AS.
Sejak awal 2011, wilayah Suriah telah menjadi medan pertempuran, ketika rezim Assad menumpas aksi protes pro-demokrasi dengan keganasan tak terduga — aksi protes itu 2011 itu adalah bagian dari rentetan peristiwa pemberontakan “Musim Semi Arab” [Arab Spring].
Sejak saat itu, lebih dari seperempat juta orang telah tewas dan lebih dari 10 juta penduduk Suriah terpaksa mengungsi, menurut laporan PBB.
Sementara itu Lembaga Pusat Penelitian Kebijakan Suriah (Syrian Center for Policy Research, SCPR) menyebutkan bahwa total korban tewas akibat konflik lima tahun di Suriah lebih mencapai angka dari 470.000 jiwa. [IZ]