NEW YORK, (Panjimas.com) – Dalam sebuah percakapan dengan media terkemuka AS baru-baru ini, Huffington Post, mantan bintang dan legenda Basket NBA asal klub LA Lakers, Kareem Abdul-Jabbar mengecam meningkatnya Islamophobia yang melanda Amerika Serikat.
Abdul-Jabbar menyebutkan insiden terbaru di mana seorang Imam dan asistennya dari sebuah Jamaah Muslim ditembak mati dan dibunuh di kota New York, pada siang hari selepas menunaikan Shalat Dzuhur di Masjid Jami Al-Furqon di Ozone Park.
Sebagaimana diketahui, Kareem Abdul Jabbar memutuskan memeluk Islam saat berusia 24 tahun, kemudian ia juga mengubah namanya. Perjalanan spiritual menjadi mualaf dan berkomitmen memegang aqidah Islam bagi Kareem Abdul Jabbar adalag sesuatu yang transformatif untuk legenda NBA itu, Ia pun sangat paham bahwa menjadi Muslim di AS tidaklah mudah.
“Baru beberapa pekan lalu. seorang Imam Masjid di Queens, dibunuh, ini adalah insiden yang mengerikan,” kata Jabbar.
“Orang lain yang memakai surban seperti pemeluk Sikh telah menjadi sasaran kebrutalan dan kadang-kadang mereka dibunuh oleh orang-orang yang berpikir mereka adalah seorang Muslim. Insiden seperti ini sangatlah tidak perlu terjadi dan malangnya yang hal seperti ini tidak boleh ada di AS, ini bukanlah Amerika yang seharusnya!”
Abdul-Jabbar mengatakan bahwa ketakutan atas kelompok-kelompok seperti ISIS telah membuat AS mewaspadai Islam. Muslim yang tidak bersalah telah menjadi “target empuk”, dan merekalah yang membayar harganya, ujar Legenda Basker NBA itu.
“Sayangnya itu menargetkan orang-orang yang sangat tidak bersalah, mereka yang sangat senang dan bahagia berada di sini di Amerika, di mana mereka dapat mempraktekkan ajaran Agama mereka tanpa gangguan apapun,” pungkasnya.
“Saya pikir itu adalah salah satu hal yang besar tentang Amerika. Setiap orang bebas untuk menjalankan Agama dan Keyakinannya sebebas yang mereka mau.”
Mantan bintang basket NBA itu, berbagi pemikirannya tentang ras dan agama dalam buku barunya yang berjudul “Writings on the Wall: Searching for a New Equality Beyond Black and White” Tulisan-Tulisan di Dinding “Sebuah Pencarian untuk Kesetaraan Baru di Luar Ras Kulit Hitam dan Putih”, buku baru karya Kareem Abdul Jabbar itu juga membahas bagaimana hubungannya dengan Islam telah sangat merubah dirinya selama bertahun-tahun.
“Saya kira, saya sudah menjadi lebih sekuler, tapi saya juga tidak menyerah pada moralitas yang telah saya pelajari dari ajaran Islam,” imbuhnya. “Saya berpikir bahwa moralitas yang saya pelajari sangatlah efektif dan bermakna, dan saya masih mencoba untuk mematuhi hal itu.” [IZ]