BETHLEHEM, (Panjimas.com) – Ibdaa Cultural Centre di kamp pengungsi Al-Duheisha Bethlehem menyelenggarakan sebuah kegiatan pada hari Senin (29/08) awal pekan ini, dilansir oleh MEMO.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendukung klub sepakbola Skotlandia, Glasgow Celtic Football Club yang dikenakan sanksi denda UEFA (Otoritas Asosiasi Sepakbola Eropa), setelah para penggemarnya melakukan aksi melambaikan ribuan bendera Palestina di Stadion utama Glassgow Celtic, saat berlangsungnya pertandingan Kualifikasi Liga Champions melawan tim Hapoel Beer Sheva, Israel.
Ratusan anak-anak Palestina berpartisipasi dalam acara tersebut untuk mendukung klub Skotlandia itu, banyak diantara mereka yang menyumbangkan uang saku mereka untuk membantu membayar denda yang dikeluarkan oleh Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA).
Sebagaimana diketahui, ribuan penggemar Glassgow Celtic mengibarkan bendera-bendera Palestina selama pertandingan melawan tim Israel, Hapoel Beer Sheva.
Markas Klub Glasgow Celtic segera berubah dengan banyaknya bendera Palestina serta maraknya jargon, slogan, pamflet dukungan atas Rakyat Palestina. Aksi ini tetap dilakukan ribuan supporter Celtic meskipun adanya larangan dari pihak berwenang stadion serta peringatan operasi penangkapan dari Kepolisian Skotlandia, dilansir oleh Scottish Daily Record.
Meskipun adanya peringatan dari UEFA (Asosiasi Klub Eropa) dan pihak Kepolisian, sejumlah besar fans Celtic tetap bersikukuh melambaikan bendera-bendera Palestina selama pertandingan berlangsung.
Aksi massa fans Celtic itu dilakukan untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap perjuangan rakyat Palestina. Aksi massa ini diselenggarakan oleh sebuah kelompok di Facebook dengan nama “Fly the flag for Palestine, for Celtic, for Justice”, (“Kibarkan Bendera Palestina, untuk Celtic, untuk Keadilan”).
Setelah UEFA menghukum Celtic dengan sanksi denda karena aksi itu, para pendukung Celtic segera melanjutkan perlawanannnya dengan meluncurkan hastag #MatchTheFineForPalestine untuk menyumbangkan sejumlah uang untuk 2 Badan Amal yang mendukung rakyat Palestina, yakni Medical Aid for Palestine dan Lajee Centre in Bethlehem. Kampanye dukungan tersebut sejauh ini telah mengumpulkan £ 165k untuk rakyat Palestina.
Untuk diketahui sebelumnya, UEFA pernah menghukum klub Glasgow Celtic dengan denda sebesar $18.000 dollar pada tahun 2014 setelah fans mereka melambaikan bendera Palestina selama pertandingan melawan Klub Islandia, KR Reykjavik.
Komite Disiplin, Etika, dan Kontrol UEFA mengambil tindakan tersebut berdasarkan aturan yang melarang pesan-pesan politik, ideologi dan agama di acara-acara olahraga.
Aksi Pengibaran Bendera Palestina
Ribuan fans Glasgow Celtic tiba di Celtic Park untuk hadir dalam pertandingan Rabu malam (17/08) antara Celtic melawan Hapoel Beer Sheba, klub bola Israel. Tampak sejumlah besar fans Celtic mengenakan atribut hijau dan putih yang khas dan terkenal untuk mendukung tim mereka, selain itu mereka juga mengenakan atribut berwarna merah, hitam, hijau dan putih yang merupakan warna khas bendera Palestina.
Teriakan ‘Free Palestine’ (Bebaskan Palestina) terdengar riuh di luar Stadion Galsgow Celtic. Bahkan saat pertandingan kick off dimulai segera berkibar ratusan bendera Palestina secara serentak di sekitar stadion.
Sebelum aksi massa itu berlangsung, Otoritas sepak bola Eropa, UEFA telah mengancam hukuman denda dan sanksi potensial apabila fans Celtic melakukan pernyataan politik terutama terkait konflik Israel-Palestina.
Banyak dari fans Celtic bagaimanapun, termasuk kelompok suporter terkenal dengan sebutan ‘Brigade Hijau’ (Green Brigade), bersikukuh menolak untuk tunduk kepada ancaman UEFA, bahkan Green Brigade mengeluarkan pernyataan dukungan politiknya melalui media sosial hingga pertandingan usai, yakni ;
“… Kami fans Celtic menuntut hak-hak demokratis kami untuk menunjukkan perlawanan kami terhadap tindakan Apartheid Israel, aksi kolonialisme pemukim Yahudi dan pembantaian Israel yang tak terhitung jumlahnya terhadap rakyat Palestina …”
“Kami akan terus melawan!… Sampai berakhirnya pendudukan brutal dan pengepungan abad pertengahan terhadap wilayah Tepi Barat dan Gaza oleh Israel, hingga terbebasnya rakyat Palestina saat ini dari rantai penindasan apartheid Israel, dan semua pengungsi Palestina diperbolehkan untuk kembali ke tanah air mereka ….”
“Kami akan selalu secara langung dan terbuka mendukung rakyat Palestina! dan menentang penjajah Israel! …“[IZ]