SOLO,(Panjimas.com) – “Kami warga Surakarta tetap menolak Siloam, walaupun itu ijinnya rumah sakit, tidak ada Hotel, tidak ada pendidikan, kami tetap menolak itu” protes Muhammad Syafei salah satu tokoh ormas Islam, pada audiensi dengan anggota Dewan di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Solo Jl. Adi Sucipto 143A, Karangasem, Laweyan, Solo, jum’at (2/9/2016).
Syafei menilai jika pernyataan Teguh Prakosa, Ketua DPRD akan pasang badan terhadap pembangunan RS Siloam apabila didalamnya ada pembangunan Hotel dan pendidikan, hal ini merupakan jebakan. Menurutnya umat Islam Solo tetap akan menolak Siloam dengan atau tanpa adanya Hotel maupun Pendidikan.
“Jadi jangan sampai salah, kita terjebak, ijinnya nanti rumah sakit tok, tidak ada Hotel, tidak ada Pendidikan. Yang kedua, sudah ada penolakan semacam ini kalau dilanjutkan pasti akan terjadi keresahan. Kalau anggotan Dewan menginginkan keresahan seperti ini silahkan dilanjutkan” ujarnya.
Syafei mengharapkan ada dukungan anggota Dewan untuk ikut bersama umat Islam menolak RS Siloam. Baginya Siloam ada manfaatnya namun madhorotnya jauh lebih besar, Siloam akan melanggengkan pemurtadan dan misi Kristenisasi pada masyarakat Solo.
“Sekali lagi saya pertegas, biar semua mendengar, media elektronik, media cetak silahkan disikapi dengan seksama. Kalau Surakarta menghendaki aman tertib terkendali, jangan dilanjutkan (Pembangunan Siloam), karena ada penolakan” tegasnya.
Jangan paksa umat Islam Solo untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang justru merugikan kita bersama. Kita semua cinta Surakarta, namun marilah saling menghormati. Jangan dipaksakan kalau memang memaksakan kami juga bisa memaksakan kehendak. Maka kita tolak Siloam apapun yang terjadi. [SY]