KAIRO, (Panjimas.com) – Mesir telah mengerahkan segala upaya agar terwujudnya rekonsiliasi antara Otoritas Palestina (PA), PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) dan juga Presiden PA asal Fatah, Mahmoud Abbas dengan para pemimpin Fatah yang diberhentikan, yakni Mohamed Dahlan, seperti dilansir oleh surat kabar Kuwait Al-Jareeda.
Upaya-upaya untuk mendamaikan Dahlan dan Abbas merupakan bagian dari upaya kolektif bersama untuk mengakhiri perbedaan di antara semua pemimpin Fatah dan mencapai persatuan di antara gerakan-gerakan Palestina. Hal ini, menurut surat kabar Kuwait Al-Jareeda, adalah langkah awal menuju rekonsiliasi yang lebih luas di antara semua faksi Palestina.
Sumber mengatakan kepada media Kuwait Al-Jareeda bahwa Mesir ingin mencapai persatuan di antara faksi-faksi yang ada di Fatah, terutama antara Abbas dan Dahlan, yang saat ini di Kairo, jika berhasil kemudian mereka juga ingin mencoba rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas.
Menurut sumber itu, Fatah telah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa pihaknya akan membuka lembaran baru dengan para anggotanya, terutama pada anggota-anggota Fatah yang dihukum dan disiplinkan, seperti Mohammed Dahlan.
Sumber tersebut menegaskan bahwa langkah ini datang sebagai bagian dari upaya untuk menjembatani kesenjangan antara pihak Fatah dan Dahlan.
Israel Ingin Dahlan Memerintah di Jalur Gaza
Seperti diberitakan Panjimas sebelumnya, bahwa pihak Zionis Israel telah berusaha untuk menjadikan pemimpin Fatah, Mohamed Dahlan sebagai Gubernur di wilayah Jalur Gaza, demikian pernyataan seorang analis militer Alex Fishman di surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, pada bulan Juli lalu.
Menurut Alex Fishman, Israel bersikeras menjadikan Dahlan sebagai Gubernur di Gaza. Selain itu, Israel juga sedang menyusun rencana agar Dahlan dapat menggantikan Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas.
Namun, Fishman meyakini bahwa penjajah Israel lebih memilih untuk tetap memiliki dua entitas Palestina yang berbeda di Gaza dan wilayah Tepi Barat.
Ia juga mengatakan bahwa rencana penjajah Israel tersebut telah didukung oleh negara-negara Arab, termasuk Mesir, UEA dan Arab Saudi.
Untuk diketahui Mohammed Dahlan, sebelumnya telah melarikan diri dari Gaza, sembilan tahun yang lalu, dan sekarang ia telah siap untuk kembali.
Sejak masuknya, ektrimis Yahudi Avigdor Lieberman di pemerintahan Israel, para pejabat Israel akan memperbarui pembicaraan mengenai kembalinya Dahlan untuk memerintah di Jalur Gaza.
Fishman mengklaim bahwa Arab Saudi tidak akan keberatan untuk menyingkirkan Hamas dari wilayah jalur Gaza.
Lebih lanjut, analis militer ini mengatakan bahwa Israel akan melaksanakan rencana tersebut dan akan sangat senang memiliki pemerintahan boneka [seperti Dahlan] di Gaza. [IZ]