SOLO,(Panjimas.com) – Ruangan berukuran 2,5 meter x 8 meter itu, disulap Mbah Wono sebagai rumah produksi Lauk Herbal. Ide Mbah Wono muncul karena berfikir bagaimana cara lingkungan masyarakat marjinal Gudang Kuning, Gilingan, Banjarsari, Solo memperolah lauk sehat tahan lama.
Hobi mengotak-atik makanan mendorong Mbah Wono membuat kripik singkong namun memiliki rasa gadung. Tidak hanya itu, kulit singkong yang kebanyakan orang tidak berguna, ditangan Mbah Wono bisa menjadi Abon Kulit singkong dan Kripik Kulit Singkong. Semua itu punya tujuan membina ibu-ibu dan anak-anak dengan dakwah Islam.
“Ini bahannya dari kulit singkong, coba jenengan rasakan enak, ini enak. Kalau kita buat abon itu bisa untuk lauk makanan dan bertahan bisa satu bulan” katanya pada Panjimas, senin (29/8/2016).
Selain Mbah Wono memberdayakan ibu-ibu yang rentan iming-iming sembako untuk kemudian dimurtadkan, dirinya bekerjasama dengan binaannya untuk membuat Karak Herbal berbahan beras tanpa bahan pengawet.
“Kita juga buat Karak Herbal, karena tanpa perasa, pengawet kemudian kita kemas. Satu ini harganya 30.000, ya dijualnya di warung dan pesanan-pesanan banyak. Yang mengkoordinasi itu hafal Qur’an mas, jadi kalau kita punya target orang, nanti arahnya kita berdayakan kayak gini” ucapnya.
Keinginan Mbah Wono akan mengadakan program Kajian ke Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Solo. Dengan mengajak ibu-ibu dan anak-anak bepergian menuju ke wilayah Semanggi untuk memfokuskan materi ilmu Islam. [SY]