BEKASI, (Panjimas.com) – Wakil Sekretaris Bidang Jihad Front Pembela Islam (FPI) Ustadz Nazirul Al Ghobi menanggapai penjemputan kayu salib yang dilakukan oleh Ustadz Uddy dan jama’ahnya di Desa Laikit Minahasa Utara. Menurutnya, saling mencintai dalam aqidah, tidak boleh! Al Qur’an sudah sangat jelas, ‘lakum diinukum waliyadin’.
“Kita nggak ganggu orang yang mau ibadah di Pure, Vihara, Klenteng, tapi kita juga gak boleh ikut-ikut menyediakan (membawakan) perdupannya, berhalanya,” kata Ustad Nazirul Al Ghobi kepada Panjimas, Sabtu (27/8/2016).
Kita, lanjutnya, nggak ganggu, tapi kita juga gak boleh menolong, memfasilitasi (peribadatan agama lain). Ia juga merasa, orang-orang kafir sudah mengetahui hal tersebut.
“Saya rasa orang yang kafir (non muslim) juga paham tentang masalah ini,” tuturnya.
Menurutnya, toleransi bukan dengan umat Islam mengikuti tata cara ibadah umat lain atau membantu menyediakan berhalanya, tetapi cukup dengan memberikan mereka waktu dan tidak mencegah mereka untuk melakukan ibadah.
“Jadi, ya jangan berlebih-lebihan lah, tidak usah seperti itu. Mungkin dia kurang baca kitab-kitab.” tandasnya. [RN]