BAGHDAD, (Panjimas.com) – Duta Besar Saudi untuk Irak, Thamer Sabhan telah menuntut respon tegas pemerintah Irak, menyusul ancaman pembunuhan terhadap dirinya oleh seorang pemimpin milisi Syiah pro-pemerintah, dilansir oleh MEMO.
“Saya menunggu pernyataan resmi pemerintah Irak mengenai komentar salah satu komponennya. Apakah mereka [Pemerintah Irak] setuju dengan dia [pemimpin Milisi Syiah]?” Tanya Sabhan dalam sebuah cuitan melalui akun Twitter-nya.
Pada hari Selasa (23/08), Pemimpin Pasukan Abu Al-Fadl Al-Abbas, Aws al-Khafaji mengatakan, “Popular Mobilisation Forces [PMF] telah mengumumkan bahwa pembunuhan terhadap Thamer Shaban [Dubes Saudi] sebagai “suatu kehormatan” bagi milisi apapun tanpa terkecuali.”
Untuk diketahui, milisi Syiah PMF [Popular Mobilisation Forces] telah bekerjasama sebagai bagian dari pasukan keamanan pemerintah Irak.
PMF Jadi Bagian Militer Irak
Seperti diberitakan Panjimas sebelumnya, milisi Syiah Irak PMF (Popular Mobilisation Forces) telah dimasukkan menjadi bagian pasukan keamanan negara itu menyusul keputusan oleh Perdana Menteri Haidar Al-Abadi
Hal ini telah disampaikan oleh Juru bicara PM Al-Abadi, Saad Al-Hadithi, mengatakan bahwa keputusan PM Al-Abadi adalah dengan menetapkan PMF (Popular Mobilisation Forces) sebagai formasi militer independen dan bagian dari Angkatan Bersenjata Irak.
Keputusan itu menyatakan bahwa “PMF akan bertindak dengan cara yang sebanding dengan aparat kontra-terorisme saat ini, dalam hal organisasi dan afiliasi.”
Kekuatan Pasukan Kontra-terorisme Irak, yang dikenal sebagai “Golden Division”, memutus rantai komando militer dan hanya memberi laporan langsung kepada Perdana Menteri Irak.
Keputusan ini mencatat bahwa secara resmi “formasi militer” baru akan diawaki oleh “staf, brigade, dan anggota milisi Syiah PMF ini.”
Komite Parlemen Irak: Milisi PMF Berulang Kali Bom Kamp-Kamp Pengungsi
Ketua Komite Parlemen Irak tentang Keimigrasian dan Perpindahan [Iraqi Parliament’s Committee on Immigration and Displacement], Raad Al-Dahlaki menuding Angkatan Bersenjata Syiah PMF [Middle East MonitorPopuler Mobilisation Forces] telah berulang kali menyerang kamp-kamp pengungsi.
Al-Dahlaki menyatakan bahwa Panglima Angkatan Bersenjata Irak, Perdana Menteri Haider al-Abadi, dan badan-badan keamanan harus bertanggung jawab atas penderitaan para pengungsi.
Dua orang dari provinsi Anbar dilaporkan tewas dan sembilan lainnya menderita luka-luka ketika milisi Syiah PMF membom sebuah kamp pengungsi di distrik Saidiya di Baghdad selatan, kata para aktivis.
Al-Dahlaki menyerukan diakhirinya pelanggaran-pelanggaran milisi Syiah ini dan bagi mereka yang bertanggung jawab harus segera dihukum setimpal.
UNHCR juga mengutuk pemboman milisi Syiah PMF tersebut, yang diketahui merupakan serangan ketiga dalam dua bulan terakhir. [IZ]