MEDAN, (Panjimas.com) – Kasus penganiayaan yang dilakukan oleh anggota TNI AU terhadap dua orang wartawan dan pengurus masjid di Masjid Al Hasanah, Medan, masih terus berjalan. Koordinator Tim Aliansi Ormas Islam Sumatera Utara Pembela Masjid, Affan Lubis berharap, kasus ini segera diusut.
“Para pelaku harus ditindak sesuai hukum berlaku dan tidak terhenti hanya pada prajurit di lapangan, tetapi juga pada pemberi perintah,” kata Koordinator Tim Aliansi Ormas Islam Sumatera Utara Pembela Masjid, Affan Lubis, seperti dilansir merdeka.
Kebrutalan personel TNI AU terjadi menyusul kericuhan dalam aksi unjuk rasa di Jalan SMA 2, Polonia, Medan, Senin (15/8) sore. Sekurangnya sepuluh orang terluka, termasuk 2 orang wartawan yang dianiaya aparat TNI AU. Dari 8 warga yang terluka juga terdapat 5 orang yang mengalami luka tembak.
Sejumlah prajurit TNI juga terekam kamera CCTV Masjid Al Hasanah dan Silaturrahim ketika melakukan tindakan represif itu. Dua personel terekam merusak kotak infak dan seorang lainnya tampak bergerak seperti memungut benda dari sekitar kotak infak dan memasukkan ke kantong celana. Di Masjid Silaturrahim, ada personel berseragam masuk ke rumah ibadah itu tanpa melepas sepatu.
Lebih lanjut, Affan menduga, ada pihak lain yang terlibat sehingga terjadi bentrok ini.
“Kami minta itu segera diungkap,” tegas Affan.
Tim Aliansi Ormas Islam juga meminta agar korban pemukulan segera divisum. Mereka khawatir bekas tindak kekerasan itu akan hilang jika kasus itu dibiarkan terlalu lama.
“Sekarang masih terlihat karena si Imam itu mengalami retak pada tulang kepalanya,” jelas Affan. [DP]